Chapter Baru
Disebuah malam dingin. Diantara sawah yang mulai menjadi lingkungan penduduk. Suara jangkrik dan kodok masih sangat mendominasi. Suasananya mirip sekali dengan suasana Batam di tahun 1995. Panasnya, hijaunya, dan juga alamnya.
Kembali to Juni 2019. Di bulan puasa yang syahdu. Saya mendadak dipanggil oleh pemegang saham utama di kantor saya. Tidak ada bocoran ke siapapun perihal penugasan baru saya ini. Tidak ada juga wacana2 yang sudah sebelumnya dibicarakan sehingga saat ini adalah realisasinya. Semua ini adalah kejutan. Bahkan direktur saya pun tidak juga mengetahui perihal pemanggilan ini
Pemegang saham kami ini memang orangnya sedikit nyentrik, bukan ahli basa basi, dan juga bukan ahli bertutur kata. Orangnya saklek, to the point, dan kalo ngomong gapernah pake pembukaan, biasanya langsung ke inti masalahnya, baru didefinisakan alasannya.
Singkat cerita, saya ditugaskan untuk "bantu - bantu" keuangan hotel yang sedang dibangun di Bali. Pemiliknya cukup banyak, namun karena satu dan lain hal, beliau terpaksa harus menjadi mayoritas saham di hotel tersebut.
Karena sudah mayoritas, mau tidak mau harus ada orang yang bisa dipercaya untuk memantau kegiatannya, minimal dari segi bisnisnya (keuangannya). Sehingga secara official, sore itu saya ditugaskan untuk bantu bantu keuangan hotel yang sedang dalam proses penyelesaian itu.
Namun, ada satu hal yang menarik. Saya bertanya, bantu2nya sejauh apa Pak? jadi saya harus pulang pergi ke Bali? atau bagaimana?
Jujur saja, saya mengarahkan untuk sekalian pindah ke Bali. Karena saya sendiri sudah bosan dengan macetnya Jakarta. Sudah cukup rasanya merasakan mewahnya ibukota sejak tahun 2003 pertama kali saya resmi pindah ke Jakarta.
Sebenernya ide awalnya adalah seperti itu, dia khawatir saya tidak mau ditempatkan di daerah. Namun dalam pikiran saya, kok rasanya aneh kalo saya sudah ditugaskan tapi masih setengah2. Lebih baik kan totalitas saja. Sembari juga bisnis hotel adalah ilmu baru untuk saya.
Tanpa pikir panjang, saya menawarkan diri untuk sekaligus pindah dengan keluarga.
Mukanya agak sedikit berubah, alisnya menekuk tanda sedang sedikit berfikir. Matanya tajam menatap saya sambil menurunkan nada bicaranya.. Kamu mau? Keluarga tidak masalah pindah ke Bali?
Setelah ditanya balik seperti itu, saya cuma menjawab.. Saya akan bicarakan sama istri dulu Pak.. Nanti saya kabari secepatnya..
Disinilah chapter hidup saya memasuki babak baru. Semuanya serba baru. Tantangan dan rintangan tidak semudah yang lalu.
Aset yang dikelola juga tidak kecil, perputaran uang yang diharapkan juga optimis. Dengan konsep baru, management yang out of the box. Dipilih orang yang bukan berlatar hotel. Termasuk saya juga bukan orang yang berlatar belakang keuangan hotel.
Payback periode yang diharapkan 7 tahun. Dengan IRR 18% setara dengan ... hmmmm berat....
Saya akan condong untuk bantu ke arah salesnya,
Perumpamaan orang. Perusahaan ini adalah bayi kecil yang baru lahir. Belum perlu aturan aturan ngejelimet. Yang diperlukan seorang bayi adalah gizi yang baik, cukup. Lingkungan dan budaya yang baik, serta kondusif.
Cerita saya sehabis ini, akan banyak tulisan mengenai how to run the bussiness hotel. Boutique Hotel. Tanpa Operator. Menantang? tentu,,,, Sukses? Belum tentu...
Kautsar Azima
Gianyar
31 Januari 2020
Sekarang saya merasakan hal itu di Kota Gianyar Timur. Dekat dengan stadion Bali United. Masih berkembang, udaranya masih sangat baik, kalo di test di aplikasi airnav biasanya masih dibawah 50, warnanya masih hijau. Sawahnya juga masih banyak. Jajanan kampungnya masih belum bisa enak, dan yang pasti tidak ada macet dan banjir.
Kembali to Juni 2019. Di bulan puasa yang syahdu. Saya mendadak dipanggil oleh pemegang saham utama di kantor saya. Tidak ada bocoran ke siapapun perihal penugasan baru saya ini. Tidak ada juga wacana2 yang sudah sebelumnya dibicarakan sehingga saat ini adalah realisasinya. Semua ini adalah kejutan. Bahkan direktur saya pun tidak juga mengetahui perihal pemanggilan ini
Pemegang saham kami ini memang orangnya sedikit nyentrik, bukan ahli basa basi, dan juga bukan ahli bertutur kata. Orangnya saklek, to the point, dan kalo ngomong gapernah pake pembukaan, biasanya langsung ke inti masalahnya, baru didefinisakan alasannya.
Singkat cerita, saya ditugaskan untuk "bantu - bantu" keuangan hotel yang sedang dibangun di Bali. Pemiliknya cukup banyak, namun karena satu dan lain hal, beliau terpaksa harus menjadi mayoritas saham di hotel tersebut.
Karena sudah mayoritas, mau tidak mau harus ada orang yang bisa dipercaya untuk memantau kegiatannya, minimal dari segi bisnisnya (keuangannya). Sehingga secara official, sore itu saya ditugaskan untuk bantu bantu keuangan hotel yang sedang dalam proses penyelesaian itu.
Namun, ada satu hal yang menarik. Saya bertanya, bantu2nya sejauh apa Pak? jadi saya harus pulang pergi ke Bali? atau bagaimana?
Jujur saja, saya mengarahkan untuk sekalian pindah ke Bali. Karena saya sendiri sudah bosan dengan macetnya Jakarta. Sudah cukup rasanya merasakan mewahnya ibukota sejak tahun 2003 pertama kali saya resmi pindah ke Jakarta.
Sebenernya ide awalnya adalah seperti itu, dia khawatir saya tidak mau ditempatkan di daerah. Namun dalam pikiran saya, kok rasanya aneh kalo saya sudah ditugaskan tapi masih setengah2. Lebih baik kan totalitas saja. Sembari juga bisnis hotel adalah ilmu baru untuk saya.
Tanpa pikir panjang, saya menawarkan diri untuk sekaligus pindah dengan keluarga.
Mukanya agak sedikit berubah, alisnya menekuk tanda sedang sedikit berfikir. Matanya tajam menatap saya sambil menurunkan nada bicaranya.. Kamu mau? Keluarga tidak masalah pindah ke Bali?
Setelah ditanya balik seperti itu, saya cuma menjawab.. Saya akan bicarakan sama istri dulu Pak.. Nanti saya kabari secepatnya..
Disinilah chapter hidup saya memasuki babak baru. Semuanya serba baru. Tantangan dan rintangan tidak semudah yang lalu.
Aset yang dikelola juga tidak kecil, perputaran uang yang diharapkan juga optimis. Dengan konsep baru, management yang out of the box. Dipilih orang yang bukan berlatar hotel. Termasuk saya juga bukan orang yang berlatar belakang keuangan hotel.
Payback periode yang diharapkan 7 tahun. Dengan IRR 18% setara dengan ... hmmmm berat....
Saya akan condong untuk bantu ke arah salesnya,
Perumpamaan orang. Perusahaan ini adalah bayi kecil yang baru lahir. Belum perlu aturan aturan ngejelimet. Yang diperlukan seorang bayi adalah gizi yang baik, cukup. Lingkungan dan budaya yang baik, serta kondusif.
Cerita saya sehabis ini, akan banyak tulisan mengenai how to run the bussiness hotel. Boutique Hotel. Tanpa Operator. Menantang? tentu,,,, Sukses? Belum tentu...
Kautsar Azima
Gianyar
31 Januari 2020
Ditunggu tulisan-tulisan selanjutnya Pak Kautsar.
BalasHapusSharing tantangan dan pengalaman. Thumbs up 👍