Lukisan Angka
Tahun ke 6 di Bali, seni dan budaya salah satu aspek yang paling kental dalam kehidupan sehari-hari saya.
Setiap hari terlihat, terdengar, terasa , dan juga tercium disetiap sudut kehidupannya.
Bali menjadi pulau yang memiliki alam yang bagus, budaya yang kental, dan seni yang berkembang. Karya-karya kontemporer menjadi tumbuh subur di Bali sekaligus menjadi salah satu referensi banyak orang terhadap perkembangan arah seni yang sedang digeluti.
Saya selalu tidak mengerti apa yang sedang dipamerkan itu mengapa menjadi sebuah komoditi, yang tidak hanya menjadi kapital bagi Bali sendiri, tapi juga menciptakan nilai perputaran pada ceruk baru yang sangat berarti.
Sebagai contoh, COGS sebuah mobil, villa, atau barang retail. Sudah tentu seorang akunting bisa menghitungnya. Tapi khusus COGS lukisan kita bisa menghitungnya namun semua itu ada di luar nalar sebuah bisnis.
Misal saja, kanvas, cat warna, kuas dll , harganya habis 2 juta rupiah. Tapi seorang seniman kondang bisa menjualnya dengan harga 60 juta
Artinya, ada COGS yang sifatnya ghaib yang diperjual belikan di dalam lukisan tersebut.
Lalu, apakah pembelinya merasa rugi? Tidak sama sekali
Pembeli lukisan bahkan bisa menggoreng harga tersebut sampai 10-50 kali lipat lagi dari harga dia beli dari seniman.
Calo lukisan ini seperti kolektor tanah, atau seperti pedagang mobil bekas. Kumpulin yang dia suka, simpan, jual.
Banyaknya seniman-seniman ini lahir , tidak selalu harus orang Bali.
Banyak sekali orang dengan otak kanan yang jago membuat karya, ternyata berasal dari seluruh penjuru negeri tercinta.
Kebetulan kumpulnya di Bali.
Jadi apabila Bali menjadi pusat seni dan budaya Indonesia, rasanya stigma itu bukan hal yang terlalu mengada-ada.
Tapi memang kenyataan yang sesungguhnya.
Kalo diBali masyarakatnya lebih sejahtera karena seni dan budaya? Harusnya pusat ekonomi Indonesia tidak hanya berasal dari komoditas sumber alam negara.
Karena seni dan budaya keluar dari kreasi yang dijual menjadi materi.
Tanpa harus mengeruk si perut bumi.
Tidak ada komentar: