Force Induction

Belajar dari teknologi engineer yang sekarang lagi marak dan mulai diterima masyarakat, kali ini saya akan membahas dahsyatnya teknologi ini. Teknologi yang ditemukan sejak tahun 1905, dimana teknologi ini baru dikembangkan untuk industri pesawat terbang dan baru beberapa tahun belakangan, teknologi mesin yang dinamakan Force induction alias Turbo mulai disematkan pada industri otomotive dunia.

Dipamerkan pertama kali di ajang otomotive bergengsi tanah air IIMS 2016, Honda memperkenalkan produk terbarunya yaitu Civic Turbo. Berteknologi CVT Earth Dream 7 percepatan, membuat mobil ini dikerumuni banyak pengunjung. Pertanyaan mengenai posisi Honda di pasar Indonesia kembali terjawab dengan munculnya Civic turbo generasi ke 10 ini.

Sesungguhnya mesin turbo sudah lama digunakan oleh produsen otomotive dunia namun bukan untuk pasar mobil asia, melainkan pada awal penyematan mesin turbo produsen yang berani hanyalah produsen yang berasal dari Eropa dan Amerika. Sedangkan produsen Asia baru belakangan ini ikutan meramaikan mesin turbo di produk2 mereka.

Dari saya kecil bahkan sejak dahulu untuk pasar mobil Indonesia memang Honda menempatkan posisinya di mobil-mobil premium yang sedikit berada di kelas mobil-mobil Jepang lainnya. Dari segi design maupun mesin Honda selalu tampil unggul mengalahkan pesaing2nya di kelas mobil Jepang.

Tapi image mobil premium versi Jepang (Honda) mulai dipertanyakan konsumen sejak pada tahun 2013 lalu meluncurkan Honda Brio sebagai mobil kecil, yang designnya menurut bnyak pendapat memiliki buntut yang salah. Dengan mesin 1200cc Honda sukses menjadikan Brio laku dipasaran dan sangat diminati. Strategi ATPM Honda memecah Brio menjadi mobil LCGC dan mobil mini hatchback sangatlah genius.

Brio dikenalkan kepada konsumen dengan cc 1200 full spec untuk menyaingi Toyota Atios Valco, Mitsubishi Mirage, Nissan March, Proton Savy, Daihatsu Sirion, dan Hyundai i10. Namun disisi lain Honda mampu melakukan down-grade Brio andalannya itu menjadi pesaing Ayla, Agya, Karimun dan Datsun yang kita kenal sebagai LCGC.

Honda cukup cerdas dalam hal membagi2 platform kendaraannya, daripada seperti Toyota yang gagal pada Etios Valconya, Honda justru sukses dengan Honda Brio versi full spec dan Honda Brio Satya sebagai LCGCnya.

Tidak puas dengan manufer Honda yang cukup elegan dan penuh perhitungan, Honda juga mengeluarkan Mobilio menjadi pesaing duel Avanza Xenia. Mobilio walaupun memiliki platform yang sama dengan Brio, namun Honda menyematkan mesin Jazz 1500 cc untuk kebutuhan mobil 7 penumpang ini. Dan Lagi2 honda pun sukses menggempur pasar Avanza Xenia dengan penobatan Mobilio sebagai car of the year 2014 dengan penjualannya sebanyak 42.932 unit di tahun 2015.

Berselang dalam kurun waktu yang tidak jauh berbeda Honda pun mengeluarkan HR-V sebagai pendatang baru di kelas crossover, walaupun HR-V merupakan platform Jazz, namun Honda berhasil membuat image SUV pada HR-V sehingga terkesan seperti mini CR-V. Honda pun sukses menjadikan HR-V menjadi car of the year pada tahun 2015.

Tidak puas dengan itu, di awal tahun 2016 ini Honda juga mengeluarkan BR-V sebagai pesaing duel Rush dan Terios, mengambil platform yang sama dengan Mobilio, BR-V Memiliki bentuk yang lebih tampan dan gagah dibanding Toyota Rush dan Daihatsu Terios.

Dalam titik ini mungkin masyarakat lama2 sadar, bahwa Honda tidak lagi menjadi produsen premium class dalam mobil Jepang, namun sudah seperti Toyota yang banyak mengembangkan 7 seaternya. Honda yang juga dikenal jarang memproduksi mobil yang 7 seater, tapi belakangan ini Honda sedikit lebih mau belajar untuk pasar Indonesia yang masyarakatnya menyukai 7 Seater. Dan yang pasti Honda sukses besar dalam hal pembagian platform pada mobil baru keluarannya.

Ditengah maraknya sambutan masyarakat terhadap image Honda yang mulai menjamah pasar middle low Indonesia, ternyata Honda tidak puas hingga di titik itu, Honda meluncurkan Honda Civic andalannya menjadi sebuah produk yang tidak pernah di duga oleh konsumen.

Civic Turbo generasi ke 10 ini disematkan mesin turbo yang memiliki 1.500 cc turbo, Honda Civic baru mampu mengeluarkan tenaga puncak hingga 173 Ps di 5.500 Rpm dan torsi sebesar 22.4 Kgm pada 1.700 – 5.500 Rpm.

Berbeda dengan Civic generasi ke 9 :

Tipe : 1.8L SOHC 4 Silinder segaris, 
Daya Maksimum : 141PS/6.500rpm ,
Torsi Maksimum : 174Nm/4300rpm 

Serta Type : 2.0L SOHC 4 Silinder segaris 
Daya Maksimum : 155PS/6500rpm 
Torsi Maksimum: 190Nm/4.300rpm.

Bisa kita lihat secara kasat matajika mesin turbo ini adalah mesin biasa, maka mesin turbo 1.5L ini akan setara dengan 2.2L mesin sebelumnya. 

Mesin turbo adalah mesin force induction, jika diartikan kata per kata force induction adalah mesin yang nafasnya dipaksa. Dimana saluran udara gas buang kembali didinginkan dan dialirkan kembali ke dalam mesin, sehingga mesin dipaksa untuk bekerja lebih maksimal walaupun dengan kapasitas yang tidak terlalu besar. Hebatnya lagi, teknologi force induction ini tetap bisa menjadi mesin biasa (tanpa force induction) pada rpm rendah. Sehingga tidak kehilangan banyak tenaga pada mesin putaran rendah.

Begitulah sedikit gambaran mengenai mesin turbo yang sekarang mulai banyak digunakan oleh produsen mobil dunia. Produsen mobil sport pun sekarang mulai mengecilkan cc mesin mereka dengan alasan efisiensi. Mereka tahu tidak semua pengguna mobil sport mereka menggunakan mobil bertenaga super ini di lintasan balap, namun juga untuk kebutuhan sehari2. Sehingga mesin turbo lah solusi terbaiknya. Dimana pada putaran rendah dia stabil (tidak over heat) sedangkan pada kecepatan tinggi yang membutuhkan tenaga extra mereka siapkan turbo yang bertenaga lebih dari cukup.

Begitu pula dengan fenomena masyarakat sekarang ini, orang yang sukses adalah bukan seberapa besar dia mampu melakunannya, namun seberapa efisien dia mampu melakukan hal yang sama dengan souce yang lebih kecil dan terukur. Coba kita lihat negara2 timur tengah yang memiliki CC besar dalam pendapatannya. Memang dunia mengakui mereka memiliki horse power yang luar biasa dalam kemampuan ekonomi negaranya, berbeda dengan jepang yang memilih menjadi Negara maju yang lebih efisien. Masyarakatnya dipaksa (force) untuk hidup efisien dan hidup lebih menghasilkan.

Jadilah manusia yang memaksa diri sendiri untuk hidup lebih menghasilkan, sebelum kita dipaksa dan terpaksa menjadi seseorang yang dinginkan orang lain. Karena itu akan lebih sulit dan tidak akan maksimal.



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.