Jangan pekerjakan wanita anda namun prestasikan mereka.

Menuju era modern seperti sekarang banyak sekali kita lihat hal hal aneh disekitar kita yang sudah dianggap sangat biasa, sehingga beberapa orang malah menganggap itu merupakan default sebuah kehidupan.

Salah kaprahnya peran seorang istri dan suami, tidak adanya batas yang jelas antara peran seorang ibu dan ayah. Membuat generasi penerus bangsa ini kehilangan arah yang jelas mengenai jati diri kehidupan.

Entah disengaja atau tidak, ada gerakan secara besar2an yang mengarahkan pola pikir masyarakat yang seperti ini. Adanya anggapan bahwa seorang wanita yang tidak berkarir adalah wanita yang kumuh, kuper dan dijauhi oleh banyak lelaki hebat. Sehingga wanita berlomba2 untuk mengejar sesuatu yang seharusnya dimiliki oleh seorang lelaki.

Indonesia merupakan Negara yang mulai berkembang, dimana aspek2 kehidupan masyarakatnya sedikit tertinggal dan terbelakang dibandingkan Negara maju lainnya. Namun di dalam kondisi yang pondasinya masih rapuh, masyarakat Indonesia serta merta mencontek hal hal yang hanya tampak di pucuknya. Tidak melihat aspek lain yang dilakukan Negara maju dalam memajukan negaranya.

Di moment 21 April yang berbahagia ini, izinkan saya merilis tulisan yang semoga bermanfaat bagi sahabat yang ingin melakukan pernikahan. Dimana tugas kita sebagai kepala keluarga, mewajibkan kita melihat kelemahan dan kelebihan tiap2 anggota keluarga kita.

Seperti sebuah organ dalam tubuh, seperti sebuah organisasi dalam perusahaan, seperti sebuah tim dalam suatu sepak bola, keluarga adalah bentuk kecil sebuah organisasi yang melahirkan produk2 sebaik orang hebat yang ada seperti sekarang.

Istri yang solehah adalah istri yang patuh pada suami, namun suami yang soleh yang bagaimana?
Pada sebuah ilustrasi ini akan saya gambarkan bagaimana seorang wanita hebat, dengan segudang prestasi yang “dirumahkan” oleh suaminya karena kebutuhan mengurus rumah tangga. Keterbatasan seorang pemimpin melihat potensi besar yang dimiliki anggotanya membuat keluarga ini tidak dapat menjadi keluarga yang hebat di medan peperangan.

Dalam case ini, karena kesolehan seorang wanita yang patuh pada suami, menuruti keinginannya untuk diam dirumah dan mengurus anak mereka, sangat mungkin dan hampir pasti sang istri yang ikhlas menjalani perintah ini masuk surga dan diridhai oleh Allah. Namun the big question is… Apakah sang suami juga diridhai Allah atas kelalaiannya melihat peluang?..

Menyimpang sedikit dari cerita di atas, dalam sebuah perusahaan yang sehat kita mengenal opportunity cost. Di atas kertas memang tidak ada yang dirugikan ketika tidak ada hal yang berkurang, namun tidak bertambah pada situasi tertentu juga merupakan kerugian besar. Jadi definisi rugi yang kita kenal selama ini bukan hanya ketika harta berkurang, namun harta tidak bertambahpun dapat dikatakan rugi.

Dalam case perusahaan di atas, dapat kita simpulkan bahwa kisah keluarga seperti tadi merupakan keluarga yang tidak bodoh, namun kurang cerdas. Sang pemimpin tidak memaksimalkan kemampuan yang ada untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik dan lebih banyak.

Case kedua adalah ketika kita melihat seorang ibu yang berkarir sukses, sehingga bertukar peran dengan suaminya yang mengurus anak dan rumah tangga.

Belakangan ini sudah tidak aneh kita melihat kondisi yang seperti ini, dimana keluarga Indonesia memiliki bapak rumah tangga dan memiliki ibu pekerja. Seperti sebuah peran catur yang memberikan otorisasi penuh kepada ratu untuk berjalan kesemua arah dan sejauh mungkin, namun sang raja yang hanya dapat melangkah selangkah.

Mungkin pembaca merasa ini merupakan hal yang biasa dan dapat dimaklumi, namun kejadian seperti ini membuat pemimpin kehilangan wibawa dan perannya. Dan parahnya kejadian seperti ini sudah masuk ke keluarga2 muslim yang menclaim dirinya soleh. Dengan dalih mengalah dengan istri, dan memilih di rumah demi anak2 tetap terurus.

Apapun alasannya melawan kodrat tidak bisa dibenarkan, seperti mereka yang menentang habis habisan LGBT, yang melawan kodrat. Apa bedanya dengan mereka2 yang melawan kodrat membulak balikkan peran wanita dan pria.

Perlu ada perubahan pola secara besar2an terhadap pemikiran keluarga2 di Indonesia. Wanita jangan di eskpose, dipekerjakan apalagi di jadikan prajurit utama dalam mencari rezeki.

Kedua contoh di atas dapat kita ambil hikmah dan pelajarannya. Dimana wanita harus tetap diberdayakan, dikembangkan hobby dan keinginannya, dimotivasi untuk terus berkarya, dan tetap pada posisi yang tidak melawan kodrat.


Sedangkan suami mati2an mencari jalan rezeki yang halal, dan jangan jadikan istri sumber rezeki yang besar, tapi jadikan istri asbab lelaki pantas mendapatkan rezeki yang besar.

1 komentar:

  1. Salam pembuka
    Saya ingin menginformasikan kepada masyarakat umum bahwa saya, Nyonya Helen Wilson, pemberi pinjaman pinjaman swasta yang meminjamkan kesempatan waktu hidup. Apakah Anda perlu pinjaman mendesak untuk melunasi utang Anda, atau Anda membutuhkan pinjaman untuk meningkatkan bisnis Anda? Anda telah ditolak oleh bank dan lembaga keuangan lainnya? Apakah Anda membutuhkan pinjaman konsolidasi atau hipotek? mencari lebih karena kita berada di sini untuk membuat semua masalah keuangan Anda sesuatu dari masa lalu. pinjaman untuk individu yang membutuhkan bantuan keuangan, yang memiliki kredit buruk atau membutuhkan uang untuk membayar tagihan, untuk berinvestasi dalam bisnis pada tingkat 2%. Saya ingin menggunakan media ini untuk memberitahu Anda bahwa kami memberikan bantuan handal dan penerima dan akan bersedia untuk menawarkan pinjaman. Jadi hubungi kami hari ini via email di:
    (helenwilson719@gmail.com) Jadi, jika Anda ingin mendapatkan pinjaman dari perusahaan saya Anda dapat menghubungi kami hari ini.

    Jumlah maksimum yang meminjamkan adalah 600,000,000.00 berikut ini
    Mata uang: Dollar Amerika Serikat, Euro dan Great British Pound
    Terima kasih

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.