Day 1. Jakarta To Hongkong. Agustus 2017
Hongkong Trip
Perjalanan ini dilakukan oleh seorang ayah muda dan ibu dengan seorang anak berumur 7 bulan.
Perjalanan ini merupakan perjalanan pertama putri kami. Perjalanan pertama antar negara, perjalanan pertama naik pesawat. Hal ini membuat persiapan perjalanan kami menjadi harus sangat ketat, sangat cermat, dan penuh dengan jadwal yang tidak boleh terlalu padat karena akan membuat putri kami kelelahan bahkan sakit, atau terlalu longgar sehingga kami tidak dapat menuju tempat2 penting yang ada dalam rencana perjalanan kami.
(Untuk yang sudah biasa traveling bisa skip paragraf ini)
Hal2 penting yang kami lakukan sebelum perjalanan.
- Kami hampir membooking seluruh keperluan selama di perjalanan
- Kami membaca banyak referensi terutama yang menerangkan perihal traveling dengan baby.
- Seluruh keperluan itennerary dan tiket kami cetak hard copy.
- Kami menyewa stroller travel yang recomended dalam hal ini kami menyewa pockit.
- Kami mengkombinasi tas, istri kami membawa satu koper 4 roda dan kami menggunakan carrier Deuter 65+10L. (Hal ini penting ketika harus darurat menggendong sikecil disaat yang tidak memungkinkan stroller dan koper berjalan di atas roda)
- Kami bawa seluruh uang dalam bentuk fisik, tidak spekulasi untuk atm di negara setempat.
Supaya gak terlalu lama mari kita mulai aja perjalanan ini :
Perjalanan kami dimulai dari bandara soetta. Tiket 28 Agustus 2017 pukul 01.30 am. Airasia CGK - KUL - HKG yang kami pesan dari Nusantaratrip dengan harga jauh dibawah traveloka.
Sesampai bandara pukul 22.00 tanggal 27 Agustus 2017. Kami harus mengalami cobaan perjalanan pertama. Menoleh ke papan depature, terlihat jadwal pesawat kami mengalami delay menjadi 02.35. Memang tidak terlalu lama. Namun berhubung flight kami selanjutnya ke Hkg pukul 06.30 waktu Malaysia. Kami mulai berhitung. Apakah masih kekejar untuk tetap mendapatkan flight KUL - HKG yang pagi itu. Atau dialihkan ke penerbangan berikutnya pukul 14.30. Yang artinya kami akan sampai pada sore menjelang malam hari di Hongkong.
Saat kami bertanya kepada petugas check in mereka hanya dapat menjawab : Tidak usah khawatir, apapun yg terjadi bapak tetap dijamin AA untuk ke Hongkong walau dengan resiko next flight jam 14.00
Hitungan kami : 02.33 berangkat, sampe KL 05.30. (Perjalanan 2 jam, selisih waktu 1 jam). maka kami hanya punya waktu kurang 1 jam untuk penerbangan 06.30.
Apalagi pengalaman kami tahun lalu Kul - Hnd. Gate ditutup 20 menit sebelum waktu yang tertera pada boarding pass. Artinya kami hanya punya waktu 40 menit. Cukup meresahkan memang tapi kami berusaha tenang dan menikmati perjalanan yang baru saja dimulai ini.
Akhirnya boarding tepat waktu. Sampai di KLIA juga tepat waktu. 02.33 kami terbang pertama menuju KL dan sampai kurang dari 2 jam yang diestimasi pilot waktu sebelum take off. Prediksi kami udara malam memang memiliki tekanan yang lebih rendah karena udara lebih dingin. Sehingga pesawat lebih mudah melaju dibandingkan saat terbang di siang hari.
Setelah turun saya meyakinkan istri untuk gesit dan jangan plingak plinguk. Waktu 40 menit yang denting ini harus sangat digunakan dengan baik. Karena akan berimbas pada 8 jam yang terbuang sia2 di KLIA.
Turun pesawatpun kami langsung menuju bagian transit counter. Kami orang kedua yang antri disana. Pas lagi antri saya plingak plinguk ke arah lain. Alhamdulillah kami lihat board depature tepat dibelakang kami terlihat KUL HKG 06.30 delay into 08.20.. ahh lega sekali, walaupun kami tetap mengantri untuk bertanya kepada petugas transit, untuk memastikan informasi yang kami lihat di layar keberangkatan, sekalian menanyakan konfirmasi gate keberangkatannya, yaitu L 7. Tanpa pikir panjang kami langsung bergegas menuju gate tersebut L 7.
Untuk urusan gate. Memang tidak bisa dijadikan patokan, gate akan rilis ketika pesawat sudah available untuk berangkat, dapat di lihat di papan keberangkatan. Namun karena KLIA 2 yang mengelola lebih dari 90% penerbangan Airasia, biasanya memiliki pengaturan gate yang tidak terlalu signifikan berubah. Walaupun berubah paling hanya angkanya, tidak sampai hurufnya.
Oiya informasi yang belum pernah ke bandara KLIA 2. Tidak perlu khawatir dengan urusan makan, shalat dan toilet. Hampir disetiap lorong memliki fasilitas tersebut. Jadi jangan sampai menunda menuju gate karena ada urusan yang saya sebutkan tadi, kecuali sudah sangat mendesak. Karena di dalam sudah tersedia semua.
Terlebih lagi, diwaktu pagi buta itu kami masih harus melewati 2 custom yang tidak terlalu padat. Dan jangan lupa Pintu ditutup 20 menit sebelum waktu boarding. Ini aturan mereka dan ada tertulis di dalam boarding pass. Jika kita mengacu pada aturan yang ada di Soekarno Hatta, waktu boarding adalah waktu mulai masuk pesawat. Dijamin kita tidak akan lagi diizinkan untuk masuk oleh petugas bandaranya.
Akhirnya kami tetap bisa berangkat menuju Hongkong dengan penerbangan pertama tanpa harus buru2 memburu keberangkatan 06.30 atau next flight ke 14.30. Masalah pertama berakhir...
Ritual pagi pun kami lakukan di KLIA, solat subuh, sarapan dll. Dan kami tepat 08.20 berangkat dari KLIA menuju HKIA..
Oiya jangan lupa sediakan mata uang MYR untuk jajan di pesawat dan sarapan di KLIA. Gausah terlalu bnyak tp ini sangat membantu, daripada kita harus pecahin dollar yang kursnya akan dikenakan sesuka hati oleh pelayan retoran atau pramugari setempat. Jadi untuk menghindari makanan yang tidak tertelan karena kemahalan. Lebih baik selalu siapkan MYR kalau urusan dengan Airasia.
Perjalanan di udara selama 3 jam lebih sedikit membuat kami akhirnya mendarat di HKIA. Cuaca di sekitar Hongkong siang itu agak suram. Mungkin bekas2 typhoon seminggu yang lalu yang membuat Hangseng sempat delay memulai harinya.
Sesampai di HKIA memang agak sedikit hujan. Cuacanya mendung cenderung gelap. Proses bagasi, imigriasi berjalan lancar. Kemudian tiba saatnya menuju halte bus Airport.
Sesuai arahan yang kami baca dari blog dan cerita orang. Kami akan menggunakan Bus Airport untuk sampai ke Hotel. Kami juga sempat ingin mencari simcard dan makan siang. Namun kondisi bandara cukup padat sehingga kami putuskan untuk meninggalkan bandara segera.
Untuk transportasi dan beberapa mesin warung minuman yang ada di Hongkong. Mereka menggunakan Octopus card. Seperti E money atau Ez link di Singapore. Kami sarankan bagi siapapun traveller yang ingin ke Hongkong untuk membeli kartu ini. Penting karena sangat memudahkan ketika mau membayar apapun (tinggal tap and go)dan yg pasti harganya lebih murah daripada ngeteng per perjalanan menggunakan cash.
Untuk membeli Octopus card anda hanya bisa membelinya di trainstation bandara. Lokasinya berada ditengah sebelum menuju halte bus. (Walaupun saat itu kami sempat bertanya2 dimana membeli Octopus card ini)
Harganya 150 HKD dengan isi 100 dan deposit 50.
Setelah membeli Octopuscard kami lanjutkan ke halte bus mencari bus tujuan Tsim sa tsui (Nathan road) Busnya Nomer A21. Pemberhentian ke 13. Busnya bertingkat dan ada ruang bagasi luas di lantai dasarnya. Tinggal tempelkan Octopus ke mesin dekat pak supir, maka saldo pun langsung terpotong. Harganya 38 HKD per orang.
Anda tidak perlu khawatir menghitung pemberhentian ke 13. Karena di layar led depan bus tertera sudah sampai pemberhentian keberapa. Layar LED tersebut juga membahas pengumuman tentang Hongkong selama di perjalanan, terutama informasi jalan yang kita lalui. Seperti jembatan suspensi terpanjang yang sedang dilalui oleh bus tersebut atau terowongan yang memotong bukit2 Hongkong.
Sampai di pemberhentian 13. Lokasi kami sudah berada di pusat pariwisata Hongkong. Hampir 100% reverensi perjalanan wisata Hongkong akan mengarahkan anda ke lokasi ini. Lokasinya berseberangan dengan masjid Kowloon yang berada di Kowloon park. Dekat dengan stasiun MTR Tsim Sa Tsui.
Hotel kami berada di seberang masjid. Golden Crown. Hotel khas Hongkong yang mempetak2an apartment menjadi kamar hotel. Cukup cerdas. Karena hal ini dapat menyerap bnyak sekali turis dengan lokasi sangat2 premium.
Hotelnya sempit tapi masih bisa shalat di lantai untuk berjamaah. Lengkap dengan kulkas, water heater, telepun, wifi, drink water dll. Standar hotel layak yang masih terjangkau.
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 waktu Hongkong. Karena kami kelelahan seharian diperjalanan, kami memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. Insya Allah bangun jam 8 untuk melihat symphony of light yang tidak jauh dari hotel kami.
Tiba dimalam hari, kami melihat jam sudah pukul 20.00 lebih. Badan masih terasa sedikit pegal namun dikalahkan oleh perut yang kosong. Akhirnya kami memutuskan untuk bergegas mencari angin malam disekitaran hotel. Termasuk ke Symphony of Light yang sudah berakhir. Tidak kami temukan apa2 selain pengamen2 jalanan dengan jajanan2 kaki lima yang sangat khas. Dengan tiupan angin laut yang memisahkan Pulau Hongkong dengan Pulau Kowloon.
Sepanjang jalan itu kami tidak menemukan makanan sesuai selera, mau tidak mau kami menuju Seven Eleven untuk sedikit jajanan pengantar tidur. Serta sedikit rerotian untuk sarapan esok sebelum berangkat menuju Macau.
Perjalanan ini dilakukan oleh seorang ayah muda dan ibu dengan seorang anak berumur 7 bulan.
Perjalanan ini merupakan perjalanan pertama putri kami. Perjalanan pertama antar negara, perjalanan pertama naik pesawat. Hal ini membuat persiapan perjalanan kami menjadi harus sangat ketat, sangat cermat, dan penuh dengan jadwal yang tidak boleh terlalu padat karena akan membuat putri kami kelelahan bahkan sakit, atau terlalu longgar sehingga kami tidak dapat menuju tempat2 penting yang ada dalam rencana perjalanan kami.
(Untuk yang sudah biasa traveling bisa skip paragraf ini)
Hal2 penting yang kami lakukan sebelum perjalanan.
- Kami hampir membooking seluruh keperluan selama di perjalanan
- Kami membaca banyak referensi terutama yang menerangkan perihal traveling dengan baby.
- Seluruh keperluan itennerary dan tiket kami cetak hard copy.
- Kami menyewa stroller travel yang recomended dalam hal ini kami menyewa pockit.
- Kami mengkombinasi tas, istri kami membawa satu koper 4 roda dan kami menggunakan carrier Deuter 65+10L. (Hal ini penting ketika harus darurat menggendong sikecil disaat yang tidak memungkinkan stroller dan koper berjalan di atas roda)
- Kami bawa seluruh uang dalam bentuk fisik, tidak spekulasi untuk atm di negara setempat.
Supaya gak terlalu lama mari kita mulai aja perjalanan ini :
Perjalanan kami dimulai dari bandara soetta. Tiket 28 Agustus 2017 pukul 01.30 am. Airasia CGK - KUL - HKG yang kami pesan dari Nusantaratrip dengan harga jauh dibawah traveloka.
Sesampai bandara pukul 22.00 tanggal 27 Agustus 2017. Kami harus mengalami cobaan perjalanan pertama. Menoleh ke papan depature, terlihat jadwal pesawat kami mengalami delay menjadi 02.35. Memang tidak terlalu lama. Namun berhubung flight kami selanjutnya ke Hkg pukul 06.30 waktu Malaysia. Kami mulai berhitung. Apakah masih kekejar untuk tetap mendapatkan flight KUL - HKG yang pagi itu. Atau dialihkan ke penerbangan berikutnya pukul 14.30. Yang artinya kami akan sampai pada sore menjelang malam hari di Hongkong.
Saat kami bertanya kepada petugas check in mereka hanya dapat menjawab : Tidak usah khawatir, apapun yg terjadi bapak tetap dijamin AA untuk ke Hongkong walau dengan resiko next flight jam 14.00
Hitungan kami : 02.33 berangkat, sampe KL 05.30. (Perjalanan 2 jam, selisih waktu 1 jam). maka kami hanya punya waktu kurang 1 jam untuk penerbangan 06.30.
Apalagi pengalaman kami tahun lalu Kul - Hnd. Gate ditutup 20 menit sebelum waktu yang tertera pada boarding pass. Artinya kami hanya punya waktu 40 menit. Cukup meresahkan memang tapi kami berusaha tenang dan menikmati perjalanan yang baru saja dimulai ini.
Penantian Panjang Soekarno Hatta
Setelah turun saya meyakinkan istri untuk gesit dan jangan plingak plinguk. Waktu 40 menit yang denting ini harus sangat digunakan dengan baik. Karena akan berimbas pada 8 jam yang terbuang sia2 di KLIA.
Turun pesawatpun kami langsung menuju bagian transit counter. Kami orang kedua yang antri disana. Pas lagi antri saya plingak plinguk ke arah lain. Alhamdulillah kami lihat board depature tepat dibelakang kami terlihat KUL HKG 06.30 delay into 08.20.. ahh lega sekali, walaupun kami tetap mengantri untuk bertanya kepada petugas transit, untuk memastikan informasi yang kami lihat di layar keberangkatan, sekalian menanyakan konfirmasi gate keberangkatannya, yaitu L 7. Tanpa pikir panjang kami langsung bergegas menuju gate tersebut L 7.
Untuk urusan gate. Memang tidak bisa dijadikan patokan, gate akan rilis ketika pesawat sudah available untuk berangkat, dapat di lihat di papan keberangkatan. Namun karena KLIA 2 yang mengelola lebih dari 90% penerbangan Airasia, biasanya memiliki pengaturan gate yang tidak terlalu signifikan berubah. Walaupun berubah paling hanya angkanya, tidak sampai hurufnya.
Oiya informasi yang belum pernah ke bandara KLIA 2. Tidak perlu khawatir dengan urusan makan, shalat dan toilet. Hampir disetiap lorong memliki fasilitas tersebut. Jadi jangan sampai menunda menuju gate karena ada urusan yang saya sebutkan tadi, kecuali sudah sangat mendesak. Karena di dalam sudah tersedia semua.
Terlebih lagi, diwaktu pagi buta itu kami masih harus melewati 2 custom yang tidak terlalu padat. Dan jangan lupa Pintu ditutup 20 menit sebelum waktu boarding. Ini aturan mereka dan ada tertulis di dalam boarding pass. Jika kita mengacu pada aturan yang ada di Soekarno Hatta, waktu boarding adalah waktu mulai masuk pesawat. Dijamin kita tidak akan lagi diizinkan untuk masuk oleh petugas bandaranya.
Akhirnya kami tetap bisa berangkat menuju Hongkong dengan penerbangan pertama tanpa harus buru2 memburu keberangkatan 06.30 atau next flight ke 14.30. Masalah pertama berakhir...
Ritual pagi pun kami lakukan di KLIA, solat subuh, sarapan dll. Dan kami tepat 08.20 berangkat dari KLIA menuju HKIA..
Oiya jangan lupa sediakan mata uang MYR untuk jajan di pesawat dan sarapan di KLIA. Gausah terlalu bnyak tp ini sangat membantu, daripada kita harus pecahin dollar yang kursnya akan dikenakan sesuka hati oleh pelayan retoran atau pramugari setempat. Jadi untuk menghindari makanan yang tidak tertelan karena kemahalan. Lebih baik selalu siapkan MYR kalau urusan dengan Airasia.
Perjalanan di udara selama 3 jam lebih sedikit membuat kami akhirnya mendarat di HKIA. Cuaca di sekitar Hongkong siang itu agak suram. Mungkin bekas2 typhoon seminggu yang lalu yang membuat Hangseng sempat delay memulai harinya.
Sesampai di HKIA memang agak sedikit hujan. Cuacanya mendung cenderung gelap. Proses bagasi, imigriasi berjalan lancar. Kemudian tiba saatnya menuju halte bus Airport.
Sesuai arahan yang kami baca dari blog dan cerita orang. Kami akan menggunakan Bus Airport untuk sampai ke Hotel. Kami juga sempat ingin mencari simcard dan makan siang. Namun kondisi bandara cukup padat sehingga kami putuskan untuk meninggalkan bandara segera.
Untuk transportasi dan beberapa mesin warung minuman yang ada di Hongkong. Mereka menggunakan Octopus card. Seperti E money atau Ez link di Singapore. Kami sarankan bagi siapapun traveller yang ingin ke Hongkong untuk membeli kartu ini. Penting karena sangat memudahkan ketika mau membayar apapun (tinggal tap and go)dan yg pasti harganya lebih murah daripada ngeteng per perjalanan menggunakan cash.
Untuk membeli Octopus card anda hanya bisa membelinya di trainstation bandara. Lokasinya berada ditengah sebelum menuju halte bus. (Walaupun saat itu kami sempat bertanya2 dimana membeli Octopus card ini)
Harganya 150 HKD dengan isi 100 dan deposit 50.
Setelah membeli Octopuscard kami lanjutkan ke halte bus mencari bus tujuan Tsim sa tsui (Nathan road) Busnya Nomer A21. Pemberhentian ke 13. Busnya bertingkat dan ada ruang bagasi luas di lantai dasarnya. Tinggal tempelkan Octopus ke mesin dekat pak supir, maka saldo pun langsung terpotong. Harganya 38 HKD per orang.
Anda tidak perlu khawatir menghitung pemberhentian ke 13. Karena di layar led depan bus tertera sudah sampai pemberhentian keberapa. Layar LED tersebut juga membahas pengumuman tentang Hongkong selama di perjalanan, terutama informasi jalan yang kita lalui. Seperti jembatan suspensi terpanjang yang sedang dilalui oleh bus tersebut atau terowongan yang memotong bukit2 Hongkong.
Sampai di pemberhentian 13. Lokasi kami sudah berada di pusat pariwisata Hongkong. Hampir 100% reverensi perjalanan wisata Hongkong akan mengarahkan anda ke lokasi ini. Lokasinya berseberangan dengan masjid Kowloon yang berada di Kowloon park. Dekat dengan stasiun MTR Tsim Sa Tsui.
Hotel kami berada di seberang masjid. Golden Crown. Hotel khas Hongkong yang mempetak2an apartment menjadi kamar hotel. Cukup cerdas. Karena hal ini dapat menyerap bnyak sekali turis dengan lokasi sangat2 premium.
Hotelnya sempit tapi masih bisa shalat di lantai untuk berjamaah. Lengkap dengan kulkas, water heater, telepun, wifi, drink water dll. Standar hotel layak yang masih terjangkau.
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 waktu Hongkong. Karena kami kelelahan seharian diperjalanan, kami memutuskan untuk tidur terlebih dahulu. Insya Allah bangun jam 8 untuk melihat symphony of light yang tidak jauh dari hotel kami.
Tiba dimalam hari, kami melihat jam sudah pukul 20.00 lebih. Badan masih terasa sedikit pegal namun dikalahkan oleh perut yang kosong. Akhirnya kami memutuskan untuk bergegas mencari angin malam disekitaran hotel. Termasuk ke Symphony of Light yang sudah berakhir. Tidak kami temukan apa2 selain pengamen2 jalanan dengan jajanan2 kaki lima yang sangat khas. Dengan tiupan angin laut yang memisahkan Pulau Hongkong dengan Pulau Kowloon.
Sepanjang jalan itu kami tidak menemukan makanan sesuai selera, mau tidak mau kami menuju Seven Eleven untuk sedikit jajanan pengantar tidur. Serta sedikit rerotian untuk sarapan esok sebelum berangkat menuju Macau.
Tidak ada komentar: