8 Jam
Di tahun teknologi komputer belum seperti sekarang, orang pada umumnya masih bisa melakukan pekerjaan 7-8 Jam sehari.
Neraca akuntansi masih menggunakan format sebuah buku yang ada garis kotak kotak halusnya.
General Ledger masih ditulis menggunakan tangan, penggaris dan pinsil. Serta satu2nya alat pembantu elektronik hanyalah kalkulator.
Banyak sekali kesalahan yang tidak dapat terdetect. Tidak dapat pencarian otomatis CTRL + F. Tidak bisa membuat fungsi If, Tidak ada Goal seek, tidak ada rumus-rumus lain yang sekarang sudah sangat mudah.
Namun, kehidupan orang dimasa itu rasanya masih mirip dengan kehidupan saat ini, walaupun generasi tadi dengan sekarang hampir 25-30 tahun perbedannya.
Orang dulu sekolah di luar negeri, orang sekarang juga sekolah di luar negeri. Orang dulu terlihat kaya dan keren kalau pakai mobil mewah dan supir, saat ini juga masih seperti itu. Orang dulu pakai pembantu, supir dan ajudan, orang sekarang juga masih seperti itu.
Orang dulu kerja 8-9 Jam sehari, orang sekarang juga.
Orang dulu jalan - jalan ke luar negeri. Pesawatnya berkecepatan 800-1000km2, Saat ini juga masih disekitaran kecepetan itu. Hanya mungkin bertambah nyaman pesawatnya, angka kecelakaannya menurun, ada wifi. Namun selebihnya masih sama. Belum ada transporter yang bisa membuat kita pindah dari titik a ke titik b secepat kita kirim email.
Namun sekarang , saat ini, generasi milenial yang lahir tahun 1990. Mulai merasakan perubahan zaman. Anak 90 pernah merasakan hidup tanpa teknologi, dan sekarang menggunakan teknologi.
Anak 90an tau rasanya berjam jam pacaran pakai telpon kabel yang mahal itu.
Anak 90an hidup di 2 zaman.
Zaman non IT dan zaman serba IT.
Tidak sampai disitu…
Zaman 2010-2015 juga terjadi perubahan habits orang secara besar2an. IT menjadi tulang punggung setiap bisnis. Menggantikan peran manusia, mendistrupsi seluruh sektor kehidupan.
Zaman dulu harus punya supir kalau mau dibilang keren dan kaya, zaman sekarang semudah memesan taksi online. Tidak perlu pelihara orang bertahun-tahun untuk mendapatkan layanan yang nyaman dan jujur.
Zaman dulu harus punya pembantu, pekerjaan rumah sangat sulit untuk dikerjakan, zaman sekarang pembantunya berasal dari soket listrik rumah anda.
Disuruh nyapu, bisa pakai robot ecovac, Setrika sudah ada foldimate, bahkan hal hal sepele seperti nyiram tanaman otomatis, buka curtain, semua sudah ada IOTnya. Tinggal disetting dari aplikasi.
Si Mba tadi, pekerjaannya sudah bergeser. Dari yang hanya bisa mengerjakan 1 rumah, dengan adanya IOT bisa mengerjakan 4-5 rumah sekaligus. Fungsinya mulai berubah, dari pelaku menjadi supervisi.
Memasuki era Covid -19 ini mempercepat peruabahan itu.
Disamping meringankan pekerjaan, pembantu tadi juga berpotensi membawa virus. Apalagi yang tidak stay di rumah, resikonya menjadi 2-3x lipat lebih besar.
Kalau kita lihat perkantoran, start up, dan industri2 pada umumnya. Juga mengalami perubahan. Kita jadi tau bahwa bekerja tidak lagi perlu untuk datang ke kantor. Meeting tidak lagi perlu meeting room. Seminar tidak lagi perlu baalroom. Semua bisa dilakukan dengan perangkat di meja kerja anda di rumah.
Lalu, apakah perusahaan yang menerapkan absensi kepada karyawannya masih relvan? Menurut saya masih untuk sektor produksi dan jasa. Tidak dapat dipungkiri sektor tersebut masih memerlukan jasa manusia untuk melakukan kegiatan bisnisnya.
Namun, untuk sektor keuangan, back office, yang masih bisa dikerjakan dari rumah. Hal ini sungguh sangat bisa dilakukan perubahan. Buktinya sekarang bnyak sekali anak2 muda start up yang menikmati hotel murah karena pandemi. Dibandingkan kos kos an dekat hotel yang membosankan itu. Toh keperluan ia untuk datang ke kantor sudah tidak menjadi wajib.
Lalu kesimpulannya, bekerja 8 jam sehari atau 40 jam seminggu, rasanya harus direvisi. Aturan itu dari zaman generasi orang tua kita aktif bekerja. Tidak relvan lagi dengan situasi saat ini, dimana profesionalitas tidak dinilai dari kehadiran lagi, namun dari output yang seorang karyawan kerjakan.
Sudah mulai ada aturan adaptasi yang membolehkan bekerja dari rumah, namun dengan ketentuan-ketentuan pelengkap.
Sehingga produktifitas manusia di zaman sekarang jauh lebih produktif, yang mana sisa dari waktu untuk bekerja bisa dipakai untuk keluarga dan liburan.
Tapi siapa diantara kita kok malahan merasa kerjaan yang tidak kunjung selesai atau malah makin menumpuk????
Kautsar Azima
Jakarta-Bali
20 Desember 2020
40.000 feet
Tidak ada komentar: