Little Bit Coin
Tulisan ini harusnya tidak saya tulis sekarang, disela - sela jadwal yang sangat padat, closing-an tahunan 2020, presentasi budget 2021, titipan titipan kerjaan yang sampai sekarang "tidak" bisa saya tolak, tapi saya tetap merasa tulisan ini harus segera ditulis agar tidak ketinggalan.
Tulisan ini belum ketinggalan, rasanya tepat ditulis sekarang. Belum masuk ke media media mainstreem dimana harga akan semakin tinggi. Belum juga digoreng sama geng Rafi Ahmad dan Ari lasso.
Saya mau mulai dari cerita Covid versi Bossman yang menurut saya lumayan menghibur dan memberi padangan dari sudut yang berbeda.
Diawali dari Covid yang digadang gadang selain menjadi alat politik untuk menurunkan Trump sebagai presiden yang sangat nasionalis. Juga memiliki tugas keduanya.
Tulisan ini akan bahas tugas kedua dari Covid.
Tugas pertama sudah selesai, Covid berhasil memengangkan Biden dari partai demokrat dan menjatuhkan lawan incumbent-nya Trump.
Disampin itu, walau bukan tujuan utama, masih dari sub tujuan yang pertama, Covid juga disinyalir memiliki hubungan erat dengan para globalis farmasi yang menguasi dunia. Sehingga disaat seluruh dunia krisis dan susah, dunia farmasi malah industri yang paling diuntungkan. Dari vitamin, masker, obat dan vaksin.
Kembali ke Trump.
Trump yang nasionalis pebisnis, hampir tidak mungkin kalah apabila Covid tidak menyerang. Tidak ada perang, dan tidak pernah menghabisi lawan lawan politiknya, dan menepati hampir seluruh janji janji kampanyenya. Namun ini hanya fakta yang kita saksikan di media mainstreem. Aslinya ??
Saya yakin aslinya juga seperti itu, karena Trump termasuk politisi yang tidak menguasai media. Bahkan Sosmed yang menjadi satu satunya alat gertak Trump, dibredel oleh para lawan lawan politiknya.
Saya pribadi tidak suka dengan Trump, tp minimal fakta 4 tahun kepemimpinan Trump, kita hanya menyaksikan perang dagang. Tidak ada satupun agresi militer Amerika yang menakutkan seperti 1 dekade terakhir di tangan Demokrat.
Sekarang kita masuk ke tugas Covid yang kedua.
Lebih besar tugasnya daripada sekedar sebuah "Amerika".
Tugas kedua ini mendunia, mengakar, dan basic kebutuhan banyak orang.
Kita ketahui bahwa saat ini Amerika menguasai dunia karena Amerika berhasil membuat dunia menggunakan dollar. Transaksi 90% dunia menggunakan dollar Amerika. Amerika tidak akan pernah takut bubble karena dollar, karena IMF sebagai corongnya.
Keseriusan Amerika mem-protec dollar ini tidak main main. Mereka bisa memimpin dunia karena berhasil menghipnotis dunia dengan sebuah kertas yang diprint dan dinamakan uang itu, adalah benda yang berharga.
Lalu bagaimana IMF menjadi corong dollar bisa dicetak sebanyak mungkin tanpa menimbulkan inflasi?
Pinjaman luar negeri Amerika di-back-up oleh jumlah total dollar yang mereka cetak. Sehingga ketika negara berkembang itu menggunakan dollar untuk tranksaksi perdagangan dunia maka industri itulah yang the real value yang dimiliki Amerika atas utangan dollar yang dipinjamkan.
Bayangkan saja, sudah 70-80 tahun hal itu diulang terus menerus. Berapa value yang sudah dibuat oleh hasil mencetak dollar tersebut? Itulah yang membuat Amerika bisa semaju dan sekaya sekarang.
Baik swastanya maupun negaranya.
Setelah menjadi industri di negara negara berkembang, dollar itu akan pulang ke negara asalnya "IMF." Dalam nilai yang sudah berlipat lipat karena sudah dengan bunga dan lainnya.
Percaya atau tidak, Opini atau Fakta, Dongeng atau Fiksi, masa bakti dollar sudah di penghujung masanya. Orang mulai tidak percaya, dollar sudah terlalu lama tidak lagi di-back up oleh underlying emas.
Negara Amerika sendiri sudah terlalu kaya. teori anak orang kaya biasanya tidak sekaya bapaknya sangat saya peracaya. Atau bahkan anaknya malah menjadi penghabis harta yang sudah dibangun oleh orangtuanya.
Case Amerika sendiri sepertinya bukan anaknya tidak mau / tidak bisa jadi kaya. Tapi justru anak-anaknya malah mencari kekayaan masing-masing di luar Amerika.
Sehingga Amerika secara swasta masih sangat kaya, sedangkan Amerika secara negara mulai tergerus oleh "anak-anak" yang sudah tidak mencintai negaranya.
Apa hubungan dollar dengan Covid?
Dimasa pandemi ini kita lihat bersama dunia dipaksa untuk berubah. Dunia menjadi serba digital. Transaksi semua ada di dunia maya. Teknologi dan IOT sudah tidak bisa lagi dihambat laju pertumbuhannya.
Transaksi sudah menjadi borderless, kirim uang antar negara sudah biasa, tanpa jeda waktu, tanpa kurs yang terlalu mahal. Semua sudah semakin nyaris tanpa batas.
Covid membuat hal tersebut menjadi akselerasi semakin cepat. Mungkin jika tidak ada Covid baru akan tercapai 10-20 tahun mendatang. Namun dengan Covid, mempercepat waktu tersebut menjadi 1-2 tahun.
Lalu penggantinya apa apabila masyarakat sudah tidak percaya dollar?
Bitcoin salah solusinya. Bitcoin adalah sebuah nilai yang memiliki alogiritma, yang nilainya akan selalu tetap. Pemiliknya sudah pasti tidak akan kehilangan value-nya. Saat ini ada ribuan Bitcoin yang dibuat. Semua berlomba-lomba membangun masa depan untuk menggantikan dollar.
Bitcoin cepat atau lambat akan menjadi alat tukar yang sah. Infrasturkturnya sudah dipersiapkan dimana mana. Semua ada dalam handphone anda. GoPay, Paytren, OVO, Link Aja dll, adalah infrastukturnya. Bitcoin adalah alat tukarnya.
Bitcoin mulai menjadi barang berharga seperti uang. Bisa dijadikan alat bayar, bisa diberikan ke teman, dll. Sudah diset sedemikian rupa, fitur - fiturnya sangat mirip dengan ada digital money saat ini.
Namun bedanya uang bisa bohong, dicetak, value-nya ditentukan oleh yang mencetaknya, orang yang mulai paham sadar, uang kertas sebentar lagi akan menjadi kertas.
Bitcoin lebih jelas nilainya. Minimal sampai saat tulisan ini ditulis. Bitcoin tidak diperbanyak, hanya diperdagangkan, sehingga naik turunnya value dari bitcoin itu sendiri lebih fair.
Mungkin dahulu kesepakatan uang dicetak murni hanya mem back up emas. Sehingga orang sangat pecaya dengan uang kertas. Namun, dikala orang sudah memiliki kekuasaan dan infrastruktur. Ada celah bisa memperbanyak uang tanpa emas. Jadilah uang seperti yang kita gunakan saat ini.
Uang underlying Emas, Infrastukturnya Bank
Bitcoin tanpa underlying, hanya algoritma yang diperdagangkan, infrastrukturnya aplikasi.
So, sudah tau arah keuangan global akan kemana?
Uang dan bitcoin sama sama alat tukar, sama sama memiliki value, bedanya uang sudah tua, sejak 1920 an orang sudah menggunakan uang, seratus tahun kemudian, 2020 apakah kita masih percaya uang? Tentu masih. Sampai detik ini saya tulis, uang masih menjadi benda yang sangat berharga.
Namun Bitcoin tidak saya anggap sebagi ancaman, sebaliknya. Ini adalah peluang besar, dimana kita hidup di 2 masa yang berbeda. Zaman non-digital, dan zaman yang full digital. Sudah saatnya kita mulai memperhitungkan apabila bitcoin benar benar menjadi alat tukar masa depan. Apakah kita bisa menjadi Rockefeller 10-20 tahun lagi?
Bagi yang masih merasa bitcoin haram, tidak masalah. Dahulu juga uang dianggap haram. Orang hanya mengakui Dinar dan Dirham, namun sekarang lintas agama lintas benua menggunakannya, karena sudah dipercaya. Bahkan transaksi keagamaan juga pasti menggunakan uang.
Apakah kita bisa ikut menikmati kondisi perubahan ini? atau kita telambat lagi? semua pilihan ada di tangan kita masing-masing.
Semakin dekat bitcoin semkain dekat dukhon pula
BalasHapus