Salah Persepsi Korupsi

 Dari awal mengikuti kasus ini, salah satu statement yang bikin saya ingin berkomentar adalah saat wawancara Bu SMI dengan Kick Andy di Metro TV


Udah lama banget ga nonton Kick Andy. Eh sekalinya nonton kok langsung mewakili banget perasaan -perasaan netijen Indonesia.


Hal yang saya mau komentari hanya 1 hal. Bukan soal Harley-nya, bukan juga soal rumah Bu SMI yang di Amerika. 


Komen dan kritik saya adalah hanya terkait 1 hal mindset. Dimana mindset ini sangat mendarah daging di kalangan Kemenkeu dan DJP serta pengusaha.


Apakah bahaya? cukup berbahaya..


Seperti ini mindset yang menurut saya berbahaya. 


Pemungut Pajak dan para pengusaha nakal. Merasa bahwa uang yang mereka gelapkan adalah bukan uang rakyat. Mereka merasa, ini kan uang yang belum masuk negara. Oleh karena itu, tidak satu sen pun duit negara yang mereka korup.


Di wawancara ekslusif itu, Bu Smi seperti menjawab pertanyaan netizen yang bilang, "uang pajak saya dikorupsi oleh pemungut pajak". Lalu Bu SMI seperti meluruskan dan menjelaskan. Wahai wajib pajak, pajak yang kalian bayar itu masuk ke kas negara. Tidak dikorup. Yang dikorup adalah uang yang belum masuk ke dalam kas negara. Dilakukan oleh oknum DJP nakal dan pengusaha nakal.


Kira-kira seperti itu kalimatnya.


Saya cukup tertegun dan heran. Mengapa sekelas SMI bisa berbicara seperti ini. Seperti membela diri. Atau anggap bukan membela diri, tapi bagi warga netijen +62 yang sering mengkritisi , ini justru malah lebih manyakitkan hati.


Pertama, semua wilayah sektor perpajakan memiliki target. Target itu sudah dihitung detail dari perputaran uang yang beredar di wilayah itu.


Kedua, apabila ada oknum petugas pajak yang "bocor" alias bisa menerima suap. Maka target tersebut akan menjadi dibebankan ke pihak lain yang tidak mau & tidak bisa menyuap / disuap.


inilah fenomena yang terjadi., WP amatiran ditekan, WP kelas kakap diajak negosiasi. WP amatiran tidak bisa dinegosiasi, karena belum ada uangnya dan karena belum bisa bayar konsultan pajak yang mahal dan canggih. Hasilnya, siapa yang akan ditekan? bisa dibayangkan...


Saya berandai - andai, apabila mindset seperti yang dikatakan Ibu SMI ini bisa hilang. Betapa besarnya Pajak yang bisa diterima negara. Target terpenuhi, rakyat tidak ditekan. Jangankan ditekan, bisa juga dipermudah, apalagi UMKM yang baru mau tumbuh. Support negara sangat lah penting. bukan cuma bukain jalannya, tapi modalnya, pembelinya dan aturannya.


Jadi apakah rakyat boleh bilang, RAT makan duit gue. Udah susah - susah kerja yang nikmatin malah anaknya, istrinya. Menurut saya SAH 1000%. 


Karena, yang dilakukan oknum petugas pajak seperti RAT ini menurut saya tentu abosulute 1000% makan uang rakyat. Bukan makan uang pengusaha, dan juga bukan makan uang hanya golongan tertentu saja. Sekali lagi. Ini adalah makan uang seluruh rakyat. Bukan WP tertentu saja.

Karena selisih dari hasil negosiasi dia itu adalah jumlah yang dibebankan ke pihak lain yang sangat membebani rakyat. 



Semoga Ibu SMI bisa baca tulisan saya yang awam ini. Sehingga kedepan kegiatan oknum seperti RAT ini bukan lagi dianggap tidak memakan uang rakyat. 


Kebayang, apabila oknum seperti ini habis. Mungkin PPN masih 10%. Mungkin pajak cukup sampe 30%. Mungkin juga pajak bagi online travel agen yang ditarifin 10% juga tidak perlu lagi. 

Atau, mungkin APBN kita 2022 sudah 3500 T . Atau, yang lebih extreem lagi, mungkin utang kita gaperlu sampe 7000T kalau oknum model RAT sudah tidak ada lagi.




Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.