Renon Denpasar

 Tahun 2024 ini agak lumayan banyak yang beda.

Saya pindah ke Kota Denpasar yang tadinya di Gianyar. Gianyar adalah kota di dataran tinggi. Sejuk sekali apalagi saat musim dingin Australia. Secara keseluruhan Bali ikut terasa.

Di Denpasar sendiri cukup mirip seperti Jakarta yang bukan gedung perkantoran. Misalnya saja daerah Renon itu cukup mirip dengan area Menteng atau Kebayoran. Banyak taman dan pohon rindang.

Sedangkan area penyangga Renon sendiri juga masih seperti kota besar. Ada Sesetan, ada Teuku Umar, ada Sedap Malam, dan ada Padang Sambian.

Di Bali yang merupakan provinsi, area pemerintahannya cukup terpusat. Renon adalah pusatnya. Semua kantor pemerintahan provinsi hampir seluruhnya ada di Renon.

Pendatang pun cukup banyak, sangat plural. Masyarakat Bali yang tinggal di daerah Renon juga jadi cukup beradaptasi. Mereka terbiasa sama Azan Masjid, terbiasa macet karena Solat Jumat, dan terbiasa dengan jam Macet office hour seperti di Jakarta.

Renon juga banyak sekali pemukiman. Dari yang paling mewah seperti di Menteng, ataupun yang cluster. Peluang property di sini tidak main-main. Demand atas kos dan rumah kontrakan di semua level ada marketnya. Karena perputaran orang di Renon yang sangat tinggi.

BUMN, PNS, Swasta nasional, supplier, perlu pemukiman. Hampir tidak ada perumahan yang diprovide oleh pemerintah. Sehingga, swasta yang masuk. 

Property di Renon mungkin seperti Batam tahun 1995-2000. Melesat. Tongkat, kayu dan batu jadi rumah. Dikontrakan laku, dijual laku, diapapun laku. 

Denpasar sendiri pada tahun 2019 merupakan Kota dengan pendapatan GDP tertinggi. Walaupun hancur pada tahun 2020nya. Tapi Denpasar sepertinya 2023 ini sudah melampaui tahun 2019. 

Kedepan kita akan lihat potensi potensi apa yang ada di Renon. Kita akan garap, terutapa property. Tidak diapa-apakan saja bisa laku, apalagi dikonsep, dikerjakan apalagi kalau dikerjakan dengan hati, pasti hasilnya akan juga bisa maksimal seperti Jakarta tahun 2008.

Ubud 8 Des 2023.