Retained Earning atau Laba ditahan

Lagi-lagi topik menarik dalam artikel yang saya mau angkat adalah mengenai konsep Laporan keuangan (Akuntansi) yang berbasis kehidupan sehari-hari. Entah mengapa, saya merasa sayang jika ilmu yang saya miliki hanya saya aplikasikan untuk sebuah perusahaan. Menjadi sebuah dorongan dan angan dalam pribadi saya untuk mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi saya, terlebih lebih lagi jika bisa dijadikan ilmu baru atau pengetahuan bagi yang membacanya.

Mungkin memang judul-judul yang saya terbitkan terlihat spesifik untuk kalangan akuntan, tapi setelah saya bertanya kepada beberapa rekan saya non-acounting , ternyata mereka juga bisa mengerti dan menikmati tulisan saya ini.

Retained Earnings (RE) atau dalam bahasa adalah Laba ditahan. Merupakan akumulasi laba berjalan dalam satu periode akuntansi. Mungkin menjadi sulit dipahami jika saya tidak memberikan sebuah ilustrasi, jadi gini aja simpelnya, misalkan sebuah perusahaan pada tahun 2010 memperoleh laba bersih 1 M, 2011 laba bersih 4M, 2012 laba bersih 3.5M, 2013 laba bersih 5M, dan 2014 laba bersih 8.5 M. Maka Retained Earning pada akhir tahun 2014 adalah 22 M (Asumsi tidak ada penarikan).

Retained Earnings (RE) adalah laba bersih perusahaan, yang mana, setiap perusahaan yang memiliki laba, dalam laporan laba rugi, ketika masuk dan dipindahkan ke dalam neraca akan disebut RE atau laba ditahan. 

Lalu apakah yang dimaksud laba rugi dan neraca? apa bedanya dan fungsinya? dalam bahasa akuntansi laba rugi adalah akun nominal  sedangkan neraca adalah akun rill, akun nominal adalah akun yang menerangkan keadaan untung / rugi sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Sedangkan akun rill adalah neraca yang menggambarkan harta vs hutang + modal. Untuk setiap akhir periode ending balance akun nominal, akan di naikkan ke neraca sebagai (RE) sebagai modal. Sehingga dalam perhitungannya keuntungan tersebut akan menambah modal pemegang saham.

Namun mungkin rekan –rekan yang belum mengerti dan akan bertanya, mengapa namanya laba ditahan ? Apakah labanya ditahan-tahan ? atau labanya tertahan?

RE maksudnya adalah, laba yang baru akan dikurangi jika pemilik / (owner) melakukan penarikan atas keuntungan tersebut, atau perusahaan melakukan Investasi untuk pengembangan perusahaannya. Jika tidak digunakan untuk 2 faktor di atas, akun ini akan tetap "bercokol" di sisi modal perusahaan.

Sehingga, laba di tahan akan terus menjadi unsur modal jika pemiliknya tidak melakukan penarikan. Hal ini sama seperti jika kita memiliki deposito, namun bunganya tidak kita ambil,melainkan masuk ke dalam nilai depositonya kembali. Makan akan terjadi hal yang sering kita dengar yaitu, mekanisme bunga berbunga.

Perlu diketahui pembaca, bahwa keberadaan RE ini sangatlah sensitive untuk perusahaan public (tbk) alias terbuka. Mengapa? Karena keputusan akan RE ini menyangkut banyak kepentingan (stake holder) sehingga, akan berakibat pada pengambilan keputusan investor dalam eksekusi saham.  

Ada 3 perlakuan RE secara garis besar yang saya jabarkan dalam artikel ini. Disini akan kita bahas satu per satu dan akan kita kaitkan dengan hubungan kehidupan manusia.
Pertama sebut saja eksekutor sebagai karyawan, kedua eksekutor sebagai direksi dan  terakhir eksekutor sebagai konglomerat.

Pertama adalah perlakuan RE sebagai (direksi) yang banyak dan sangat umum sekali dilakukan dalam perusahaan. Perusahaan seperti ini biasanya memiliki growth stabil, inflasi stabil, dan nilai investasi yang juga stabil. Perusahaan seperti ini memiliki keseimbangan antara pembagian dividend pemegang saham dengan investasi dan pengembangan perusahaan.

Biasanya perusahaan seperti ini akan melakukan penarikan saldo RE secara berkala dan dengan saldo yang relatif sama. walaupun ada kenaikan, biasanya hanya persentase kumulatif dari mengimbangkan nilai inflasi.  Perjanjian penarikan RE ini biasanya ada dalam RUPS dalam tahun berjalan, didalamnya tertuang penentuan berapa besaran yang boleh dilakukan untuk penarikan RE pada saat akhir tahun. 

Perusahaan teratur seperti ini saya sebut sebagai perusahaan “direksi”. Karena memiliki keteraturan, keseimbangan dan pola yang stabil.

Perlakuan kedua terhadap RE saya sebut sebagai (konglomerat), ketika sebuah perusahaan menghabiskan hampir seluruh REnya untuk investasi, hanya sedikit nilai RE yang diambil dan dibagikan. Biasanya perusahaan seperti ini adalah perusahaan yang sedang melakukan ekspansi secara besar-besaran. Pengembangan usahanya membutuhkan banyak alokasi dana yang dianggarkan dari modal maupun hutang.

Untuk perusahaan seperti ini tentu memiliki growth dan laporan prospektus yang sangat bagus dan menggairahkan. Namun bagi investor yang ingin mendapatkan return yang cepat dalam bentuk pembagian dividend yang bernilai tinggi, kurang cocok jika berinvestasi dalam perusahaan seperti ini.


Untuk kasus perusahaan yang menghabiskan hampir seluruh REnya untuk keperluan investasi ialah perusahaan yang “agresif”. Mengapa? Disini terbaca bahwa, manajemen fokus terhadap pelebaran bisnis perusahannya. Walaupun laporan current perusahaan “agak” jelek, namun bagi yang bisa membaca dan mengetahui laporan prospektusnya (laporan prakiraan kedepan) maka perusahaan ini sangatlah diminati investor jangka panjang.

Apa efek bagi pemegang saham yang memiliki sifat short term? Dalam dunia investasi pasar modal, Biasanya perusahaan seperti ini tidak terlalu diminati oleh investor short term. Mengapa ? Karena akan sangat jarang sekali perusahaan membagikan “dividend” secara rutin dan dengan jumlah yang besar. Sehingga efek langsungnya ialah, minat terhadap saham yang ingin dibeli oleh investor-pun menurun, dan dapat berakibat pada harga saham yang juga menurun.

Mengapa demikian? Karena pada kenyataannya di lapangan mayoritas investor Indonesia adalah seorang investor short term. Yang mana mayoritas diantara mereka adalah investor “penjudi” tanpa pengetahuan yang cukup atas laporan keuangan  dan hanya dengan mengandalkan “kabar burung” atas baik buruknya kinerja sebuah perusahaan. lalu ikut berinvestasi.

Notes penting yang perlu diketahui juga bagi pembaca yang ingin berinvestasi, “Tidak hanya melihat dari banyaknya nilai RE yang ingin diinvestasikan”, namun satu hal yang tidak kalah penting adalah “Efektifitas investasi tersebut”, apakah invetasi dinilai akan menghasilkan return yang besar atau malah akan mengakibatkan collapse jika perusahaan justru menanam investasi pada tempat tempat yang merugikan. Semua tergantung pada kapabilitas SDM yang ada dalam perusahaan tersebut.

Saya menyebut perusahaan seperti ini ialah perusahaan “konglomerat”. Memiliki pemikiran jangka panjang dengan investasi yang efisien dan continue.


Untuk perlakuan ke tiga terhadap RE yang juga banyak dilakukan perusahaan saya sebut sebagai investasi “karyawan” yaitu dengan menghambur – hamburkan RE tersebut untuk dividen pemegang sahamnya.

Perlakuan seperti ini adalah keterbalikan dari perlakuan no 2 di atas. Ketika investasi di atas “konglomerat”, manajemen menghabiskannya untuk investasi dan perluasan perusahaannya, justru jenis perlakuan ketiga ini adalah menghabiskan seluruh RE untuk kesejahteraan pemegang saham.

Perlakuan seperti ini biasanya lebih diminati oleh investor Indonesia yang ingin cepat merasakan hasil dari investasi yang dilakukan. Namun perlu diketahui pembaca, sebenarnya perusahaan seperti ini adalah perusahaan yang rentan. Mengapa? Pada dasarnya perusahaan seperti ini adalah perusahaan tidak perlu tbk atau terbuka. Karena perusahaan / menejemen tidak perlu tambahan investasi dan modal untuk memperluas perusahaannya.

Perusahaan seperti ini tbk. hanya membangun citra baik pada masyarakat luas agar produk-produk yang diciptakan lebih laku dan lebih dapat diterima masyarakat luas. Itu sebabnya RE dari pertambahan nilai perusahaan tidak dimanfaatkan untuk pengembangan usaha melainkan sebagian besar dibagikan menjadi dividend. Kesimpulan dari perusahaan seperti ini adalah perusahaan yang tidak berkembang, kalaupun berkembang berarti mereka memanfaatkan instrument keuangan lainnya seperti surat hutang dan obligasi yang sangat lebih beresiko.

Untuk jenis investasi ini saya menyebutnya sebagai investasi “karyawan”, dimana keadaannya yang dikejar oleh waktu. Saling menyalip antara kebutuhan yang selalu membesar dengan kenaikan pendapatan yang relatif kecil

Dalam 3 jenis manufer menejemen terhadap RE di atas direksi, konglomerat, dan karyawan, ternyata sangat persis terjadi dalam laporan keuangan manusia. Ada 3 hal yang dapat seseorang lakukan terhadap RE pribadinya.

Dalam hal ini perlu diketahui bahwa RE dalam neraca keuangan manusia adalah tabungan, sehingga Investasi dalam RE pribadi ialah penggunaan tabungan untuk hal yang sifatnya berbagi atau sosial, sedangkan dividend adalah penggunaan tabungan itu sendiri adalah untuk kepuasan dan kebutuhan manusia, diluar unsur kemanusiaan dan sosial.

Sedikit alasan dan pembahasan mengapa investasi dalam neraca laporan keuangan manusia adalah hal yang sifatnya berbagi atau kegiatan sosial lainnya. Karena pada hakekatnya, berbagi adalah uang yang benar-benar kita manfaatkan untuk diri kita. Lah kok begitu?

Karena kita ketahui bahwa ketika kita memanfaatkan uang yang kita miliki untuk berbagi, maka otomatis uang tersebut 100% adalah milik kita. Aman dan tidak akan diganggu gugat oleh sang Maha Pencatat di alam semesta ini. Mengapa? Karena tidak mungkin kita yang berbagi, orang lain yang akan mendapat pahalanya. Kalau mendapat manfaatnya mungkin iya, namun pahala adalah hak 100% dari si investor sedekah atau si pemberi tadi.

Jika kita bandingkan dengan investasi lain, contohnya seperti seseorang yang berinvestasi dalam jumlah tertentu, maka belum tentu hasil / buah dari investasi itu dinikmati oleh sang investor, karena bisa saja buah dari investasi tersebut malah dinikmati oleh ahli waris, istri, saudara, dan bahkan oleh pihak – pihak yang tentu yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan sang investor.

Contoh, misalkan seseorang investasi membeli tanah seharga 400 juta, setelah 5 tahun, tanah tersebut naik menjadi 1.5 M. Namun setelah dijual ternyata 1.5 M ini 400 juta dimanfaatkan untuk menyekolahkan anaknya di luar negeri (manfaat orang lain), 500 juta untuk membeli rumah , dan sisanya didepositokan ke Bank (manfaat bank).

Memang secara sepintas manfaat yang dirasakan si pemiliki uang sangatlah besar (1.5 M), namun manfaat tersebut tidak 100% dirasakaan oleh pemilik. Bahkan setelah diketahui ternyata rumah yang dibelinya seharga 500 juta ternyata harus ia tinggalkan 2 tahun kemudian karena beliau meninggal dunia. Sehingga 500 juta ini akan menjadi manfaat bagi ahli waris si pemilik uang. Sedangkan 600 juta deposito juga telah habis digunakan untuk biaya pengobatan si pemilik melawan penyakit yang dideritanya sebelum akhirnya meninggalkan dunia ini.

Tentu saja manfaat uang 600 juta ini bukanlah manfaat langsung bagi pasien melainkan manfaat langsung dari dokter-dokter yang selalu senang ketika melihat orang yang pola hidupnya tidak sehat dan merusak badan. Karena dalam laporan keuangan prospektus dokter akan mencatat kemungkian pendapatan dikemudian hari jika melihat seseorang yang memiliki pola hidup tidak sehat.

Itu sebabnya dokter di Indonesia mendapat julukan “tidak akan miskin”, karena memang masyarakat Indonesia yang kurang memahami pola hidup yang sehat. Untuk itu saya sarankan kepada pembaca untuk mari ramai – ramai kita “musuhi” dokter. Musuhi dalam hal bersusah payah menjalankan pola hidup sehat sedini mungkin untuk kehidupan yang lebih baik saat kita berada dalam usia lanjut.

Balik ke persoalan investasi dan berbagi tadi. Maka seseorang yang haus akan berbagi ialah orang yang peduli terhadap dirinya, orang yang sangat mementingkan kepentingan dirinya, coba bayangkan jika si pemilik yang 1.5 M tadi memberikan uangnya untuk hal yang sifatnya sosial, maka 100% uang yang disumbangkan akan menjadi miliknya, langsung dicatat, dibukukan dalam sebuah akta notaris yang sangat canggih dan tidak akan pernah hilang untuk selama-lamanya.

Dari 3 pilihan di atas, kita dapat pilih instrument mana yang mau kita jalani, pertama sebagai “direksi” yaitu dengan membagi secara adil antara sedekah dan kebutuhan dunia, kedua sebagai “konglomerat” yang menghabiskan sebagian besar REnya untuk “investasi” demi pemanfaatan orang yang lebih luas, atau sebagai “karyawan” yang menghabiskan sebagian besar REnya untuk kepentingan pribadi tanpa menyisakan untuk “investasi”.

Dari tiga hal tersebut, maka dampak dunia yang dihasilkan dari tiga keputusan tersebut juga sama sesuai dengan pemanfaatan RE pada laporan keuangan manusia. Tuhan sebagai investor yang sangat cerdas akan melihat apakah kita sedang memperluas bisnis kita, dengan investasi yang memiliki prospektus yang sangat seksi dan menggairahkan, ataukah kita hanya memanfaatkannya untuk kebutuhan pribadi yang sangat rentan terhadap kemiskinan dan keterbatasan, atau membagi secara proportional antara “investasi” dan “dividend” tadi yang umum atau banyak dilakukan banyak orang.

Semua adalah pilihan yang diambil oleh tiap manusia, jika kita mau jadi orang kebanyakan maka lakukanlah seperti yang banyak orang lakukan, sedangkan jika kita ingin berbeda dengan orang kebanyakan maka berfikirlah diluar dari apa yang biasa banyak orang fikir dan lakukan.


1 komentar:

  1. Ini luar biasa saat saya mengira semua telah selesai dengan saya Ibu Iskandar datang untuk menyelamatkan saya. Saya sangat berhutang sejauh orang-orang yang saya pinjam uang dari geng melawan saya dan kemudian membuat saya ditangkap sebagai akibat dari hutang saya. ditahan selama berbulan-bulan maka masa rahmat diberikan kepada saya saat saya dipulangkan dan dibebaskan untuk pergi dan mencari uang untuk membayar semua hutang yang saya terima sehingga saya diberitahu bahwa ada beberapa kreditur sah online sehingga saya harus mencari Karena melalui blog saya berualang kali tertipu tapi ketika saya menemukan Ibu Iskandar CEO ISKANDAR LESTARI LOAN FIRM, Tuhan mengarahkAan saya ke iklannya melalui blog karena daya tarik saya terhadapnya adalah benar-benar mukjizat mungkin karena Tuhan telah melihat bahwa saya memiliki banyak menderita karena itulah dia mengarahkan saya kepadanya. Jadi saya menerapkannya dengan antusias setelah beberapa jam pinjaman saya disetujui oleh Dewan dan dalam dua hari saya dikreditkan dengana jumlah pasti yang saya berikaan untuk semua ini tanpa jaminan tambahan Kredit Tanpa Agunan (KTA) sama seperti saya berbicara dengan Anda sekarang saya telah dapat menghapus semua hutang saya dan sekarang saya memiliki supermarket sendiri, saya tidak memerlukan bantuan orang lain sebelum saya memberi makan atau mengambil keuangan apa pun keputusan saya tidak punya urusan dengan Polisi lagi saya sekarang adalah wanita merdeka. Anda ingin mengalami kemandirian finansial seperti saya silahkan hubungi Ibu melalui BBM-nya: {D8980E0B} atau melalui email perusahaan: (iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com) Anda tidak dapat memperdebatkan fakta bahwa di dunia kesulitan ini Anda memerlukan seseorang untuk membantu Anda mengatasi gejolak keuangan dalam hidup Anda dengan satu atau lain cara, jadi saya memberi Anda mandat untuk mencoba dan menghubungi Ibu Iskandar di alamat di atas sehingga bisa mengatasi kemerosotan keuangan dalam hidup Anda. Anda bisa menghubungi saya melalui email berikut: (anggaannisa1979@gmail.com)) selalu bersikap positif dengan Ibu Iskandar dia akan melihat Anda melalui semua tantangan finansial Anda dan kemudian memberi Anda sebuah tampilan baru finansial.

    Detail Kontak Penuh:

    Perusahaan: ISKANDAR LESTARI LOAN FIRM (ISKANDAR LENDERS)
    Email: {iskandalestari.kreditpersatuan@gmail.com}
    BBM INVITES: {D8980E0B}
                           : {4424AA}
    Alamat Facebook: {www.facebook.com/iskandar.lesteri.7}
    Website: {iskandarlestari.wordpress.com}

               TESTIMONI OLEH
    Penerima Manfaat: Angga Annisa
       Email: {anggaannisa1979@gmail.com}

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.