Striker Laba (Baca : Sales)
Sudah menjadi ritual yang biasa dilakukan hampir semua direksi direksi sebuah perusahaan.
Belajar dari Abah Dahlan Iskan, ada beberapa type dan metode yang bisa diambil.
Pertama : Direksi yang masih punya relasi dengan bank, bisa memanfaatkan sisa drawdown yang belum ditarik.
Kedua : Direksi yang punya cadangan cash cukup kuat untuk CAPEX misalnya, bisa saja merubah haluan menunda CAPEX tersebut dan mengalihkannya menjadi dana cadangan OPEX tahun 2021.
Ketiga : Direksi yang cashnya pas pasan, hanya untuk menyambung hidup dari bulan ke bulan harus disupport oleh pemegang sahamnya.
Keempat : Direksi yang tidak punya relasi ke Bank manapun, tidak juga punya cukup kekuatan untuk meyakinkan shareholders untuk suntikan dana baru, opsi terakhir ya harus menutup semua operationalnya.
Dari opsi2 di atas, saya masih bersyukur .. karena minimal bukan yang type direksi yang ke 4. Alhamdulillah kasih sayang Allah masih membuat tempat usaha yang tidak besar ini terus beroperasi. Walaupun kadang harus banyak yang dikorbankan. Banyak yang tidak masuk itungan.
Kalau perusahaan tidak sehat, negative cashflow, sulit order, dan tidak memiliki cukup cadangan cash. Salah satu ritual rutin bapak bapak direksi adalah request uang ke pemegang saham. Besarannya seminimal mungkin yang bisa diirit agar bisa tetap bertahan hidup.
Tapi untuk mendapat persetujuan itu, banyak sekali prosedur yang harus dilakukan. Banyak laporan yang harus di submit. Banyak energi yang terkuras. Banyak datang masukan. Banyak usul usul dan perdebatan yang tidak lagi seperlunya.
Tugas direksi yang harusnya menjadi striker dalam mencetak goal goal di gawang, menjadi menghitung jumlah rumput di lapangan. Menjadi menghitung luas jumlah lapangan.
Kadang dia lupa untuk cepatnya keluar dari krisis. Lupa untuk nyetak Gol. Malah asik sama urusan di lapangan itu sendiri.
Ayo, lupakan masalahnya, cetak aja golnya.
Tidak ada komentar: