Buru - Buru Nikah

 Sebuah cerita ringan di hari Kesaktian Pancasila 1 Juni 2023.


Pada suatu petang hari,. Tanggal 30 Mei 2023. Akan diadakan akad pernikahan yang sakral antara mempelai pria dan wanita.


Emas kawin sudah siap di meja akad. Berkas surat nikah juga sudah siap. Penghulu juga sudah diperjalanan menuju lokasi terjadinya akad nikah.

Bahkan orangtua mempelai pria juga sudah stanby dari siang. Uring-uringan karena mau menikahkan anaknya yang semata wayang itu. 


Menjelang maghrib, penghulu pun datang. Pengantin pria sudah siap di meja akad, penghulu sudah membuka berkas yang harus ditanda tangani. Saksi dan Wali sudah siap di posisi masing-masing.

Menunggu sang pengantin wanita masuk ruangan, pembicaraan dibuka oleh Wali dari mempelai wanita. Tanpa basa basi terlalu panjang, Wali mempelai wanita bilang hari ini batal akad, ada sesuatu hal internal yang menyebabkan membuat sang Wali tidak bisa merestui.


Keluarga mempelai pria ramai-ramai bertanya, salah anak kami apa? apakah ada yang membuat bapak Wali kecewa sehingga akad sakral ini harus batal? Tidak ada. jelas sang Wali.

Sang Wali berkata, ada Wali di atas nya beliau yang dikarenakan satu dan lain hal mengharuskan meninggalkan area permainan atau AFK (away from keyboard).


Sang keluarga lelaki berfikir, dari awal kita taunya beliau ini adalah Walinya, kenapa kita dipermainkan seperti ini? Kalaulah harus ada pembatalan, kenapa harus sampai penghulu sudah datang. Alangkah kecewa semua perasaan yang ada di ruangan tersebut.

Kedua mempelai jelas terpukul sangat dalam. Tidak tau harus berbuat apa. Sakit yang tidak berdarah. Sakit dari dalam, sampai ke uluhati rasa sakitnya.


Sudah terbayang indahnya malam pertama di malam itu, indahnya tubuh sang wanita yang belum tersentuh oleh lelaki manapun, merah merona, dan wangi semerbak yang membuat mata manapun tidak akan bisa berkedip apabila melihatnya.

Sirna. Semua pulang tanpa bisa berkata - kata.


Selang beberapa jam dari medan pertempuran. Sang mempelai Lelaki mulai sadar. Selama ini hanyalah omong kosong. Semua itu tidak perlu memakai hati. Cukup dengan win to win, atau lose to lose. Tidak perlu ada yang dipikirkan lebih jauh.


Sang mempelai lelaki sudah memiliki record baik, ditolak mentah-mentah yang bukan salahnya. Playing victim dimulai. 

dan ingat, SBY menang pemilu 2x karena playing victim. SBY diperintah sama suami sang presiden kala itu. SBY ngambek dan memilih keluar kabinet, rakyat simpati.

Simpati itu yang terus dimainkan oleh SBY, sampai menang 2 periode.


Playing victim bisa dilakukan, ya asalkan emang victim beneran. Bukan dibuat-buat.


Berkas dokumen akad dengan wanita yang gagal tadi, dibawa oleh pengantin pria ke wanita -wanita lain. Wanita yang lebih baik, mungkin juga lebih seksi, dan lebih kaya. 

Berbekal dokumen itu, sang pria tentu memiliki nilai tawar yang baik. Di CV si mempelai pria itu, tertulis rapih semua perjalanan hidup selama ini. Untuk membuat para wanita percaya.


Sang mempelai pria berfikir apabila dia bisa membunuh perasaan cintanya untuk mendapatkan sesuatu hal yang lebih berharga, kenapa tidak?

Harusnya dengan ditolak sekejam itu di saat last minutes, itulah kesempatan yang harus disyukuri. Permainan catur masih bergulir. Sang raja belum mati. Sang Ratu sudah  (AFK) meninggal. Apakah pion dapat maju sampai bisa berubah menjadi sang Ratu yang baru?


Kita lihat percaturan 1 bulan kedepan…… Saya akan update ceritanya disini.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.