Seniman Negosiasi

Gianyar 26 Mei 2023 -6.13 am-


Pagi ini saya mau cerita, betapa pentingnya menjaga rahasia pribadi. Namun orang banyak yang tidak tahu apa itu “rahasia pribadi”. Berikut beberapa inspirasi pagi saya yang mau saya tulis dan abadikan disini.


Saya sekarang tau, mengapa hampir rata-rata orang yang negosiasi memilih bertemu. Kalau tidak, tentu saja bisnis private jet tidak akan laku. Mengapa? karena seni negosiasi tidak tergantikan oleh alat. Mungkin bukan tidak, tapi belum. Soalnya siapa tau kedepan VR semakin berkembang sehingga sense bertemu sudah bisa diwakili oleh “alat” .


Untuk yang belum tau. Seni bernegosiasi itu akan bisa terbentuk alami dalam badan, pikiran, dan hati. Rasa yang keluar bersama sebuah energy yang harus ditangkap oleh lawan yang kita ajak bernegosiasi.

Apabila sudah terjadi, rasa itu bisa ditangkap hanya dari suara via tlp, atau dari gesture badannya, atau dari mimik wajahnya, atau dari batuknya,. Tidak perlu sekolah tinggi-tinggi di psikologi atau pakar micro ekspresi seperti Bosman. Dengan seringnya anda bernegosiasi, skala kecil maupun besar, memberi dan menangkap energy saat bernegosiasi sangatlah terbetuk dan tajam di dalam panca indera anda.


Untuk itu, apabila lawan bicara anda semakin banyak dan beragam. Negosiasi akan menjadi pelik. Ujung ujungnya bisa hanya menjadi diskusi. Tidak menghasilkan apa-apa kecuali pandangan dari masing - masing orang yang ada dalam ruangan tersebut.

Sering sekali saya temukan, final negosiasi dilakukan setelah rapat yang ramai - ramai tadi. Deal dilakukan dengan sangat minimalis. Sesedikit mungkin orang. Agar penyatuan energy tadi tetap sakral dan sampai pada masing - masing pihak.


Negosiasi yang sudah selesai akan masuk sampai pada tahap deal. atau Akad. atau Ikrar. Sangat berbeda alam. Deal itu harus disaksikan oleh saksi. Dicatat, dan disaksikan banyak orang. Harus. Agar, setiap masing masing pihak yang sudah deal, komitmen atas semua yang sudah disepakati.


Namun. disinilah seninya, banyak yang tidak tahu, kalo sifat negosiasi sangat berkebalikan dengan akad. Negosiasi personal, tertutup, penyaluran energy dan pikiran serta memainkan banyak aspek-aspek intuisi kita sebagai manusia yang tidak boleh dicampuri oleh orang yang tidak terlibat dalam negosiasi tersebut.

Sedangkan ikrar atau akad. Terbuka, harus ada saksi, dicatat, dan sebagian diumumkan ke banyak pihak agar kesepakatan itu dijaga bersama.


Apakah kita sering terbalik? Tentu. Banyak sekali negosiasi yang salah tidak menghasilkan kesepakatan yang baik, atau bahkan negosiasi dilakukan saat moment yang kurang tepat sehingga bisa jadi outputnya juga kurang maksimal.


Masih ingat cerita Isra dan Mi’Raj? Bagaimana Allah memanggil Rasulnya ke langit untuk sebuah negosiasi. Apakah dilakukan ramai-ramai? Tidak. Sangat personal. Allah undang Rasul khusus untuk negosiasi tersebut.

Apakah dilakukan setelah akad / ikrar ? Tentu saja tidak. Allah melakukan negosiasi terlebih dahulu sebelum memutuskan dan mensahkan menjadi sebuah aturan. “Wajib solat 5 waktu” titik.



Pernah lihat, ada orang masuk ke sebuah resto, ada yang pisah meja? Itu bukan lagi musuhan. Itu karena ada deal besar yang terjadi disalah satu meja, dan orang yang menemani tidak perlu tahu apa isi deal tersebut.

Mungkin saja secara garis besar sang "ajudan" tau isi dealnya, atau bahkan yang menyiapkan materinya. Tapi jangan lupa, sang penentu adalah tetap di meja yang sakral itu. Meja negosiasi. 

Ada corner yang tidak perlu diketahui oleh staf / pendamping. Sangat intimate. Mirip pada saat Allah memanggil Rasul naik ke langit untuk perintah Solat.



Dengan begitu, untuk menjadi petarung handal, ilmu yang sederhana ini anda semua harus kuasai. Lakukan setiap ada peluang. Buat deal besar diawali dengan deal kecil. Ulangi terus sampai anda mendapatkan deal yang meningkatkan derajat dan kehidupan anda.


Untuk kedua anakku, apabila kalian besar nanti membaca tulisan ini, dihari ini ayah sedang berjuang untuk deal yang terbesar dalam hidup ayah . Semoga kelak kalian bisa meniru apa yang sudah ayah tanamkan kepada kalian sejak kecil. 











Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.