Mahar Nikah

 Cerita ini adalah lanjutan dari cerpen dengan judul “ Buru - Buru Nikah”. 


Sang lelaki yang dibatalkan nikahnya di meja akad. 100% syarat sudah dipenuhi, namun gagal.


Saya tidak bisa membahas perkara itu lebih lanjut karena belum selesai. Hanya bisa saya publikasikan sesaat setelah urusan semua well done.


Pada hakekatnya, masalah kehidupan itu adalah pikiran dan harapan. Sesaat kita bisa membunuh 2 persaan itu, sesaat itu pula kita bisa langsung bahagia.

Instan

Gimana cara membuhun perasaan - perasaan itu? ada 2 cara.


Pertama, buat kalkulasi terhadap semua risiko yang mau dan akan kita hadapi. Ukur secara akurat, dan buat fishbone untuk mengurai masalah tersebut.

Dalam hal masalah terlalu berat, konsultan masalah banyak yang menggunakan cara kasar dan halus. Dari yang halus banget, sampai yang kasar banget, bahkan sampai ke level super kasar melampaui batas.


Contoh saja Ferdi Sambo biar mudah. Sesaat menerima laporan dari istri perihal kelakuan Joshua saat itu, apapun masalahnya, Ferdi Sambo sudah berhitung, sudah merumuskan exit plannya, dan juga sudah menyiapkan seluruh instrumen pendukungnya.

Pada periode informasi diterima, hingga dieksekusi, pikiran Ferdi Sambo lah yang menjadi masalah untuk dirinya sendiri. Dia mungkin melawan untuk tidak melakukan hal buruk tersebut. Tapi over think yang ada dikepala Ferdy Sambo tidak membiarkan hati nuraninya bergerak meluruskan hal yang seharusnya diresponse oleh manusia. Sehingga, terjadi lah kejadian duren tiga yang penuh drama itu.


Namun, instrumen lain yang bernama spiritual mengajarkan kita untuk melepaskan semua masalah ke yang punya masalah. Inilah metode exit plan kedua. 

Satu kata “berserah”.


Iya, kedua adalah berserah a.k.a pasrah. Masalah bukanlah ranah manusia untuk menyelesaikannya. Diluar kontrol manusia. Hanya Tuhan yang punya akses. Apakah itu? domain perasaan orang, pikiran orang, dan tindakan orang.

Apakah kita bisa kontrol? Tentu tidak. Mutlak


Tapi apakah kita bisa berharap? bisa, seberapa besar sebaiknya kita berharap untuk mendapatkan kepasrahan yang maksimal?


Rumusnya mudah, semakin besar harapan, semakin memperkecil kemungkinan pasrah akan muncul. Tapi kalo dibalik, semakin besar kepasrahan, maka harapan akan hilang.


Lalu, apakah yang akan muncul ketika harapan hilang? Secara instan akan muncul 2 hal

1. adalah pertolongan Tuhan

2. adalah kebahagiaan, karena mengandalkan Tuhan.


Hebat kan? sekali latihan dapat 2 sisi. Lebih hebat dari pribahasa sambil menyelam minum air.



Memang latihannya perlu waktu, bagaimana pasrah tapi tetap dalam kontrol. Pasrah yang bukan pemalas. Pasrah yang bukan membiarkan. Itu semua ada ilmu lanjutannya.



Terima Kasih



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.