Dubai Hub
Emirates CGK – DBX 25 Des 2023
Boeing 777-300ER
EK – 357
Berhubung Natal dan musim liburan, tiket yang paling rational untuk dibeli adalah Emirates, gak murah banget, tapi terjangkau. Sesuai dengan jauhnya dan premiumnya.
Penerbangan dari Jakarta ke Dubai 8 jam. Tidak ada yang bisa diceritakan,. Semua biasa saja. Makanan enak tp ngga sampai istimewa seperti Garuda.
Tapi yang special adalah saat transitnya. Sempat bingung mau ngapain saat nunggu selama 10 jam. Tapi ternyata semua itu bisa dilewati dengan tanpa rasa bosan.
Pertama turun pesawat, kita diarahkan untuk ke gate transit, disana custom diperiksa lagi. Setelah naik ke lantai 2 . Barulah saya disadarkan ini Dubai. Hiruk pikuk nya seperti Grand Indonesia saat mau buka puasa. Sangat ramai dan sibuk.
Semua pertokoan ada disana. Restoran kelas, Fashion, Gadget, lengkap dengan supermarketnya.
Saya turun di Teriminal 3 gate C, lalu ngebolang sampe ujung gate A. Semua saya mau lihat tanpa tersisa. Beragam hotel dan lounge juga ada. Lengkap dengan shower dan lockernya, dan yang paling mencengangkan adalah, di zona tersebut, kita berkeliaran tanpa masuk negara Dubai, sehingga area itu adalah daerah free trade zone.
Tapi bukan area FTZ biasa, penerbangan Emirates tidak tanggung-tanggung. Kolaborasi sama fly dubai (mungkin seperti citilinknya) ratusan kota di barat dan ratusan kota di timur, dihubungkan di Dubai.
Emirates emang tidak mau makan pasar penerbangan orang. Terbukti hampir tidak ada penerbangan antar kota yang tidak ada Dubainya. Misal. Emirates tidak mau ikutan makan pasar umrohnya Garuda dan Lion. Yang menerbangkan dari Jakarta ke Jedah. Padahal sudah bisa.
Emirates tetap konsisten, Semua urusan Emirates ya diterbangkan ke Dubai dulu, terserah tujuan akhirnya kemana yang penting anda masuk Huge FTZ yang Dubai sudah siapkan.
Ternyata , setelah saya ngebolang selama 12 jam disana. Barulah saya dapatkan jawabnnya.
Kenapa Emirates bisa dengan mudah jual tiket lebih murah dengan kualitas premium, serta pesawat yang tidak ngirit. Semua dihajar dengan Boeing 777 dan Airbus 380.
Gimana itungan bisnisnya?
Di awal boleh saja kita berfikir itu hanya trading dari menggunakan minyak lokalnya UAE. Ternyata kita salah, bukan hanya itu.
Justru yang utama adalah HUB FTZ yang Dubai buat ini.
Penumpang yang harus transit karena ngebelain harga murah, mereka pasti spend uang mereka jauh lebih besar dari selisih tiket yang sebenarnya mereka dapatkan kalau mereka terbang direct.
Sekurang-kurangnya, makan. Minum.
Itu lah yang lalu oleh Dubai diconvert menjadi subsidi harga tiket. Lalu, dsana kan bebas Pajak. Bagaimana Dubai bisa cuan?
Setelah saya pelajari lebih dalam, Dubai sudah menyiapkan semua tenant yang ada di Area FTZ, adalah semua yang related dengan BUMN-Nya Dubai. Sungguh amat sangat skema bisnis yang Jenius.
Mungkin bagi yang sering transit KLIA, juga tau skema bisnis ini. Tapi Ketika saya merasakan yang di Dubai, KLIA masih seperti ketinggalan sangat jauh.
KLIA masih mengandalkan Air asia . Sedangkan MAS nya masih kedodoran akibat jatuhnya MH370 beberapa tahun silam.
Kembali Ke Dubai.
Tidak hanya sampai disana. Dubai juga jago jualan. Dari layar pesawat yang ada di masing-masing kursi. Dubai sudah mengiklankan negaranya untuk orang berinvestasi.
Tidak tanggung-tanggung. Promosi CIT 9% dan Perorangan 0% juta disebutkan dilayar itu. Pak Jokowi yang sudah berkoar-koar jualan IKN saja masih belum berhasil, ternyata Dubai punya cara jeniusnya untuk beriklan di Emirates maskapai kebanggannya mereka.
Terkahir, sebagai patokan, Iphone 15 Pro Max yang harga termurahnya di Indonesia 25 juta, di sana ternyata 1300 USD. Spechless.
Ternyata dengan adanya FTZ yang dilakukan Dubai. Masyarakat dunia akan tau, apabila mau belanja murah yang aman (bukan untuk jualan) silahkan di FTZ nya Dubai.
Anda juga harus pintar-pintar saat pulang ke Indonesianya. Apabila tidak terlalu mencolok, rasanya masih bisa dianggap sebagai barang bawan milik pribadi. Bukan beli di luar lalu dimasukkan.
Untuk Indonesia, saya harap 2045 nanti bukan hanya hebat orang dan infrasutruktur nya. Tapi juga pajaknya yang tidak menyiksa. Biarkan Negara mencari sumber incomenya. Tanpa harus mengakali rakyatnya.
Tidak ada komentar: