Selat Malaka

 Tahun baru lalu 1 Januari 2024, saya berdiri dipinggir selat Bhosporus tepat jam 00.00 Malam.


Melihat beberapa kembang api meriah datang dari berbagai penjuru. Kami menginap di Hotel Novotel di Turki bagian Eropa. Menghadap ke Turki bagian Asia.

Tepat berada dibelakang pelabuhan selat Bhosporus yang menjadi pintu satu2nya pelayaran menuju Rusia dan Ukraina.


Kejayaan Konstantin saat itu, tidak lepas dari padatnya kegiatan perdagangan dari dan ke selat Bhosporus kala itu. Tidak heran kekuatan Romawi merasa perlu memiliki spot khusus yang menduduki area ujung di semenjung Istanbul.


Ternyata keindahan dan kemegahan Selat itu juga ada di Indonesia. Selat yang sangat padat dan menjadi jalur pelayaran penting di Dunia.

Menghubungkan negara-negara produsen seperti (China, Jepang, Korea, Taiwan) dengan Eropa, dan Timur Tengah.


Selat Malaka juga sering disebut choke point. Karena dikuasai setidaknya 3 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapura.


Dalam hal ini, yang paling menikmati dari keuntungan geografis selat Malaka adalah Singapore. Semua vesel jumbo banyak yang mengisi logistik di Singapore. Singapore yang minim SDM jadi menjadi negara terkaya di wilayah teritorinya.


Saya hanya berandai-andai, Pak Prabowo bisa menjadikan Selat Malaka alat tekan kepada negara adi daya seperti China. Untuk dapat "Memalaki" setiap perputaran bisnis yang terjadi di perairan sana.


Tapi, mungkin apabila berhasilpun, Selat Malaka sebagai alat tekan juga belum tentu abadi. Thailand sudah menyiapkan Terusan KRA sebagai alternatif. Selain lebih efisien. Terusan Kra ini juga sangat kecil bentangannya. Sangat mudah China menghasut Thailand untuk membuka terusan KRA apabila Selat Malaka diganggu oleh 3 negara asia tenggara tersebut.


Kembali ke Selat.

Saya juga berharap kepada pemerintah Turki , semoga jalur rombongan sultan Al-fatih yang menaikkan kapal ke bukit Galata benar-benar diabadikan sebagai jalur yang diabadikan menjadi sebuah sejarah penting peradaban.


Karena saat ini bukit tersebut padat sekali wisatawan dan daerah yang sangat amat ramai dengan pengunjung yang ingin melihat menara Galata. Sedangkan titik penting hikmah saat menaklukkan konstantin itu adalah saat pasukan mencari ide untuk bisa juga menyerang dari arah timur yang ditutup oleh rantai super besar di selat.


Dari catatan saya aja 3 hikmah kepemimpinan yang bisa kita petik adalah :

1. Tidak ada yang tidak mungkin (Kapal naik ke atas bukit)

2. Berjuang jangan pernah setengah-setengah. Harus sampai tuntas, kalah atau menang.

3. Tunduk pada perintah pemimpin


Semoga kelak pemerintah Turki bisa membebaskan lahan jalur yang dinaikkan oleh kapal pasukan Al Fatih. Mungkin persisnya bisa sedikit berbeda, tapi kedepan cerita itu akan menjadi sangat berharga bagi peradaban dunia. 


Terima Kasih


Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.