Mobil Listrik
Akhir akhir ini mobil listrik sangat banyak merusak kondisi pasar otomotif nasional Indonesia. Yang awal kemunculannya dirasa tidak dianggap ancaman oleh brand Jepang, sekarang dengan teknologi yang terus dikembangkan oleh China, mobil listrik sudah menjadi kendaraan yang terjangkau.
Anda bisa bayangkan, dulu tesla model 3, dibandrol dengan harga 1,7 M. Dengan performance dan teknologi yang serba baru.
Mengubah tentang mindset sebuah kendaraan. Performance yang sangat kuat , 0-100 bisa dicapai dengan dibawah 4 detik. Layar sentuh super besar. Bisa autopilot. dan fitur fitur lainnya.
Oleh karena itu, Elon Musk dianggap manusia setengah dewa, datang dari Mars yang sedang menjalankan misi untuk mengubah dunia dengan mobil listriknya.
Tapi.. Itu 5 tahun lalu...
Saat ini, China sudah berhasil membuat produk yang setara dengan harga setengahnya. Dibuktikan oleh BYD yang bisa membuat mobil serupa yaitu BYD Seal hanya dengan harga 1/2 nya. 600-700 jutaan saja,.
China menclaim bisa menciptakan baterai yang bisa tanpa menggunakan bahan dasar (NI) nikel. Dimana Nikel saat ini masih sulit didapatkan.
Bahkan Indonesia yang menjadi negara penghasil Nikel pun, konon katanya belum cukup memenuhi kebutuhan Nikel di dunia saat ini.
Tapi China gembar gembor memiliki teknologi baterai yang lebih ramah lingkungan, LFT.
Baterai ini diclaim lebih safety karena tidak mudah terbakar.
Walaupun, dengan masa jenis yang sama. Misal 2 Ton Baterai LFT, itu memiliki kapasitas 1/2 dari Baterai yang bersumber dari Nikel
Jadi secara bobot dan volume lebih besar, tapi tenaga atau daya tampung batterai yang lebih kecil.
BYD sudah bukan hanya merusak pasar mobil listrik (Tesla) , tapi juga sudah masuk sampai ke relung pasar otomotif dunia.
Bayangkan saja, BYD Seagull, / Atto 1, sudah bisa dijual dengan harga dibawah 200 juta. Artinya, BYD juga sudah mengganggu pasar mobil Jepang yang selama ini merasakan manisnya buah manis dari otomotif dunia.
10 tahun terakhir saja misalnya. Kita tidak punya pilihan lain ketika memilih kendaraan. Kalau premium ya mobil Eropa, kalau mobil sehari hari ya mobil Jepang.
Saking tidak ada saingannya, muncullah ide untuk bersaing dalam satu merek sendiri. Seperti adanya fenomena Avanza Xenia. Rush Terios. Alphard Vellfire. Ertiga VX1. APV Maven.
Begitulah manisnya dunia otomotif dimasa kejayaan Jepang saat itu. Tapi, mungkin Jepang lupa harus berubah. Pesaing nya China, kini sudah menyalip banyak di tikungan.
China yang sudah mulai berhasil masuk dan merusak pasar Jepang, semoga tidak lupa diri. Harus bisa sekuat Jepang untuk aftersales dan durabiliti produk.
Semoga BYD tidak hanya merusak pasar Jepang. Tapi juga meruntuhkan industri otomotif Eropa. Biarlah 10 tahun kedepan raja ini bergeser. Untuk menunggu raja berikutnya.