6. 5 jam menunggu syawal




a. Mandi tengah malam

Seumur hidup ini saya memang jarang sekali meninggalkan solad ID, rasanya hampir tidak pernah ketinggalan dengan yang namanya solat ID. Tapi kali ini berbeda. Takbirannya di Al Haram, biasanya saat kecil saya hanya bisa melihat Solat ID dari TV, karena ketika Saudi Jam 7 di Indonesia sudah pukul 11 siang.

Saya dan Pak Ketua (ustad Ade) bergegas ke Masjidil Haram pagi buta itu. Tak ada terlintas dipikiran saya bahwa malam keberangkatan itu adalah hari raya.

Pagi ini saya berdua dengan Ustad Ade, karena yang lain tampaknya keletihan dan kurang enak badan. Kami berangkat sekitar jam 01 pagi. Malam dimana pertama kalinya tidak ada qilamulail lg. Diganti dengan takbiran yang sangat merdu.

Entah mengapa pagi itu saya rasanya gerah, pengen mandi dulu. Bersih2 sampe sempet nyuci baju.. pergi ke masjid kali ini juga rasanya aneh, bukan karena ingin itikaf atau qilamulail, tp hanya ingin solat subuh dan solat id. Tapi masih jam 01 pagi.

Alhasil, kami berdua hanya tawaf dan tilawah. saya juga menyempatkan diri untuk menggeber tilawah hingga khatam, padahal saat itu saya baru juz 22, tapi karena waktunya cukup lama saya bisa menghatamkan itu di depan ka'bah. Alhamdulillah romadon kali ini saya bisa khatam 2x.


b. Saf paling depan

1 jam menjelang solat subuh, Ustad Ade mengajak saya tawaf wada. Untuk yang belum tau, tawaf wada adalah tawaf perpisahan sebelum pulang ke tanah air.

15 menit sebelum azan subuh, lingkaran tawaf sudah mulai berhenti perlahan2. Jadi shaf. Orang tawaf jadi diantara orang berdiri shaf.

Kian lama yang tawaf semakin sedikit dan menjadi shaf yang sangat rapat. Saya dan Ustad Ade mendapat shaf pertama, disisi kanan hijr ismail.

Orang dalam hijr Ismail pun mulai disterilkan, pertanda waku azan subuh semakin dekat.



Mirip dengan kejadian di Raudhah.
(baca : https://kautsarazima.blogspot.com/2019/05/3-menembus-barier-raudhah.html)

Disini saya terjepit, tidak bisa mundur keluar shaf, sehingga semua dihimbau untuk duduk manis. Tidak ada tawaf pagi hari itu hingga solat id dilaksanakan.

Untuk yang juga ada di posisi seperti saya, harap hati2. Untuk lapak yang disisi pintu ka'bah, walaupun anda sudah berada pada shaf paling depan. Lokasi itu akan disterilkan untuk keluarga kerjaan. Jadi lebih baik menepi ke sayap kiri atau kanannya hijr ismail.

Disitu juga saya ingat ketika sedang duduk manis melihat persiapan solat id. Pasukan Satpol PP membagi2 kan air zam2 untuk diminum. Dari dalam Hijr Ismail. Rasanya semua kebagian, sungguh nikmat sekali rasanya meneguk air zam zam dihari pertama Syawal.


Alhamdulillah ya Allah, dengan mengucap rasa Syukur yang teramat dalam. Saya berterimakasih atas rangkaian yang sungguh sangat nikmat dari -MU.

10 hari kulewatkan di tanah suci-Mu. Di tanah para Nabi-Mu.. Aku mohon izin kembali ke tanah air ya Allah. Izinkan dilain waktu aku diundang kembali ke tanah Suci-Mu ini...

Selesai solat ID, saya balik badan ke arah hotel, kebetulan sekali saya keluar melalui gate King Abdul Aziz. Tempat dimana ada Bapak Safei yang itikaf disana. Beliau tidak memakai hotel, jadi full itikaf.

Saya mampir dan kebetulan ada beliau. Saya pamitan untuk pulang, karena dia lah satu satunya Keluarga saya pagi itu...


Usai salaman, saya bergegas ke hotel. Subhanallah, ternyata banyak sekali teman dan saudara saudara kita yang solat sampai ke luar masjid mirip saya waktu di
malam 23 : https://kautsarazima.blogspot.com/2019/05/5-malam-malam-ganjil.html

Jamaah membludak, warga asli makkah pun ikutan solat, toko2 tutup untuk ikut solat id. Jalan sepi dan bus bus besar mulai masuk. Karena setelah ini bnyak sekali jamaah umrah itikaf yang pulang ke tanah air. Termasuk saya.

c. Makan ketupat ala madura

Untuk teman teman yang umrah dapat hotel yang masak masakan Indonesia, biasanya tukang masaknya adalah orang madura. Masakannya enak, tidak terlalu asin, dan banyak buahnya. Saya senang sekali buahnya. Sangat menolong asupan vitamin dan air ditengah panasnya cuaca Arab.

Naik ke restoran hotel saya disambut makanan lebaran. Persis di Indonesia. Ketupatnya, Opornya, sambalnya dll. Saya sudah merasa bahwa ini adalah rumah. Walaupun setelah ini saya akan menuju perjalanan 10.000 KM menuju rumah yang sebenernya.






Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.